TEMPO.CO , Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad meminta masukan dan bertanya kepada pengunjung blognya mengapa ia diberi beberapa label negatif, seperti diktator, Mahazalim dan Fir’aun.
Menulis di blog pribadinya, Rabu 18 Juli 2012, Perdana Menteri Malaysia keempat yang pernah memimpin Malaysia selama 22 tahun ini merasa bahwa tak hanya lawan politiknya, bahkan orang-orang yang tidak berseberangan pandangan politik dengannya seolah percaya dia adalah seorang diktator.
Baca juga:
“Apakah yang saya lakukan yang menyamakan sifat dan perbuatan seorang diktator” tanya Mahathir dalam blognya.
Pria yang biasanya menggunakan nama pena “Che Det” dalam tulisannya mengajak pembaca blognya membandingkan Malaysia di masa pemerintahannya dengan pemerintahan beberapa rezim dunia yang dikenal sebagai rezim diktator.
“Sewaktu kunjungan saya ke Mesir untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Hosni Mubarak, waktu itu jalan yang akan dilalui Mubarak dikosongkan pihak keamanan, polisi berderet sepanjang jalan, dan para penembak jitu (sharp-shooter) telah siap disepanjang jalan yang akan dilalui," kata Mahatir.
Baca juga:
Selain itu, menurut Mahathir, musuh Mubarak tidak diperbolehkan berpolitik, ditangkap dan dihilangkan tanpa disidangkan terlebih dahulu.
Selain Hosni Mubarak, Mahathir juga memberi contoh diktator dunia lainnya seperti mantan presiden Irak Saddam Hussein, Presiden Libya Muammar Qaddafi, hingga pemimpin Nazi, Hitler serta Benito Mussolini.
“Saya ingin tahu dari para pengunjung blog saya tentang apakah yang telah saya lakukan sewaktu saya menjadi Perdana Menteri Malaysia yang menjadi bukti bahawa saya adalah seorang diktator” pungkas mahathir dalam blognya.
Masrur (Kuala Lumpur)