TEMPO.CO, Damaskus-- Pasukan pemerintah Suriah mulai menyerang Ibu Kota Damaskus melalui helikopter, beberapa jam setelah pasukan pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengumumkan perang terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Pertempuran di Damaskus telah tiba,” kata Abdulhameed Zakaria, bekas kolonel di pasukan pemerintah yang kini membelot ke pihak pemberontak, Selasa 17 Juli 2012.
Helikopter tempur memuntahkan amunisi ke distrik Qaboon di bagian timur Damaskus, yang merupakan basis pasukan pemberontak di ibu kota. “Pasukan anti-rezim berhasil menghalau mereka,” ujar seorang aktivis yang menyebut dirinya Omar.
Menurut lembaga Observatori Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di London, serangan artileri berat terdengar di Lapangan Sabaa Bahrat, yang terletak di jantung Kota Damaskus.
"Pasukan pemerintah yang dilengkapi senjata Kalashnikov berlarian melintasi lapangan itu," kata para aktivis tersebut. Suara tembakan juga terdengar dari Baghdad Street, jalan utama di dekat lapangan itu.
Kondisi yang semakin mengkhawatirkan tersebut memaksa utusan damai PBB-Liga Arab, Kofi Annan, meningkatkan upaya diplomasinya. Ia dijadwalkan bertemu dengan sekutu Assad, Presiden Rusia Vladimir Putin, di Moskow, Selasa 17 Juli 2012. Baik Rusia maupun Cina selalu memveto seluruh draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang melawan rezim Assad.
Padahal Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah menyatakan kekerasan yang berlangsung di Suriah merupakan perang sipil. Hal ini merupakan awal untuk menetapkan kejahatan kemanusiaan terhadap rezim Assad. “Hukum humaniter internasional berlaku di mana pun peperangan antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi,” tutur juru bicara ICRC, Hicham Hassan.
CNN | CHANNEL NEWS ASIA | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita lain:
Steven R Covey Meninggal Setelah Jatuh dari Sepeda
Begini Bentuk Lingerie Lima Abad Lalu
Pembunuh 15.700 Yahudi Hidup Tenang di Budapest
Stephen Covey, dari 7 ke 8 Habits
Ada Jarum dalam Sandwich di Pesawat Delta