TEMPO.CO, Dili-- Situasi Timor Leste hingga Selasa 17 Juli 2012 kemarin masih mencekam. Puluhan orang unjuk rasa menuntut pertanggungjawaban Perdana Menteri Xanana Gusmao selaku Presiden Partai CNRT atas kematian seorang mahasiswa Armindo Pereira Soares dalam kerusuhan Senin 16 juli 2012.
Keluarga Armindo mendatangi rumah sakit umum Dili, kemarin, menjemput jenazah untuk dibawa pulang ke Becora. Mahasiswa salah satu universitas di Dili itu tewas ditembak mati Polisi Nasional Timor Leste dalam kerusuhan dua hari lalu. Ia diduga kuat terlibat dalam aksi pembakaran rumah di Hera, sekitar 40 kilometer arah Dili, dan mencoba melawan aparat keamanan.
Baca Juga:
Penyambutan jenazah dilakukan dengan aksi unjuk rasa untuk menuntut agar pelaku penembakan korban dihukum. Mereka membawa spanduk bertulisan "Xanana Adalah Diktator". Para pendemo mengancam akan terus melakukan aksi jika tidak ada jawaban soal keadilan bagi para korban. Aksi pelemparan batu sempat terjadi ketika polisi mendatangi rumah sakit.
Keluarga korban meminta Xanana selaku presiden partai CNRT bertanggung jawab. Mereka menilai keputusan CNRT tidak menggandeng Fretilin dalam koalisi menimbulkan kemarahan pendukung Fretilin. Mereka juga menuntut pemecatan Komandan Polisi Nasional Longuinhos Monteiro dan Komandan Operasional Distrik Dili Pedro Belo.
Aksi demo ini membuat situasi Dili mencekam. Costansio Da Costa, mahasiswa Universitas Timor Lorosae (UNTL), mengeluh demo ini membuat angkutan umum tidak beroperasi. "Kami takut keluar rumah ke sekolah, karena takut situasi kembali mencekam secara tiba-tiba saat kami masih di perkuliahan," ujar Da Costa kepada Tempo.
Maria Madalena, 18 tahun, pelajar Sekolah Menengah Atas 4 Balide, mengatakan hal yang sama. Ia bahkan takut pergi ke sekolah guna mengikuti ujian caturwulan kedua. "Saya terpaksa izin dan mengikuti ujian susulan," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo, kemarin, beberapa ruas jalan utama di Dili dijaga ketat polisi. Aktivitas pasar di Taibesi, Manleuana, Halilaran, dan Komoro terlihat sepi, pertokoan ditutup, dan angkutan umum berhenti beroperasi.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)