TEMPO.CO, Damaskus-- Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan aksi kekerasan yang berlangsung di Suriah merupakan perang sipil. Setelah Idlib, Homs, dan Hama, Palang Merah menyatakan zona perang mulai melebar ke wilayah lainnya, seperti Damaskus, ibu kota Suriah.
Hal ini merupakan awal untuk menetapkan kejahatan perang kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad. "Hukum humaniter internasional berlaku di mana pun peperangan antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi," kata juru bicara Komite Palang Merah Internasional, Hicham Hassan.
Sesuai dengan Konvensi Jenewa, serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, personel medis, atau penghancuran layanan dasar, seperti air atau listrik, terlarang. Palang Merah Internasional mengungkapkan, hal ini terjadi di kota-kota Suriah. Maka, Assad bisa dituntut melakukan kejahatan perang. Sebelumnya, Assad mengakui negara dalam keadaan perang.
Kamis pekan lalu, pembantaian terjadi di Desa Tremseh, tak jauh dari Kota Hama. Pengamat PBB menuding militer Suriah menggunakan artileri berat, tank, dan helikopter. Ketika militer menyerang, penduduk kabur menyelamatkan diri. Mereka menemukan kubangan darah di rumah yang diduga milik pemberontak serta sisa peluru, mortir, dan artileri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Makdissi, membantah adanya pembantaian, tapi mereka menargetkan operasi melawan pemberontak yang telah menguasai Desa Tremseh. "Serangan itu bukan menyerang warga sipil," ujarnya.
Puluhan orang telah dimakamkan di sebuah kuburan massal setelah terjadi serangan tank dan helikopter pemerintah. Namun, di luar kota itu, jumlah korban mencapai ratusan. PBB mengklaim 16 ribu orang tewas sejak pemberontakan terhadap rezim Assad berlangsung pada Maret 2011.
Seorang anggota oposisi, Samir al-Shami, mengatakan pertempuran itu berlangsung di distrik Al-Tadamon, sebelah selatan Damaskus. Di Distrik Al-Aswad Hajar, peperangan juga terjadi. "Ada suara tembakan senjata berat. Asap mengepul dari daerah tersebut, ada beberapa yang terluka dan warga pun kabur," katanya.
GUARDIAN I REUTERS I BBC I EKO ARI
Berita populer:
Mobil yang Hilang 42 Tahun Lalu Ditemukan
Teganya, Bayi Dikubur Hidup-Hidup karena Cacat
Palang Merah: Suriah Masuki Babak Perang Saudara
Khadafi Bayar Pengebom Lockerbie Agar Bungkam
Kim Jong Un Pangkas Jenderal Tua
Banjir Bandang dan Tanah Longsor Terjang Jepang