TEMPO.CO, Teheran - Gamer Iran kini punya 'mainan' baru. Video game teranyar berlabel "The Stressful Life of Salman Rushdie and Implementation of His Verdict" menjadikan novelis asal India, Salman Rushdi, sebagai target. Gamer dinyatakan menang jika sudah berhasil menangkap atau memenggal kepalanya.
Dua puluh tiga tahun sudah penulis Ayat-ayat Setan ini hidup dalam persembunyian setelah dijatuhi hukuman mati oleh Ayatollah Rohullah Khomeini. Ia dianggap menghujat Nabi Muhammad saat menerbitkan buku itu tahun 1989.
Baca Juga:
Video game baru ini disambut hangat gamer negeri itu. Pasalnya, permainan semacam itu sangat jarang di Iran. "Kami hanya memiliki dua game buatan Iran," kata Mokhber Dezfouli, Sekretaris Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan, kepada kantor berita Fars.
Sebelumnya, rencana pembuatan game komputer itu masuk agenda Dewan atas perintah Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatollah Seyed Ali Khamenei. Mereka kemudian mengembangkan sekitar 140 game dengan isi bertema Islam dan Iran, yang dapat bersaing dengan produk asing.
Iran menganggap Rushdie lebih berbahaya ketimbang seorang novelis Barat. Ia dianggap sebagai seorang pengkhianat muslim terbesar.
Baca Juga:
Sejak tahun 1989, Rushdie menjadi "anak emas" media Barat dan dianggap sebagai simbol kebebasan ekspresi seni. Tahun lalu, Rushdie terlibat dalam pertempuran publik dengan Facebook untuk menggunakan identitas Facebook-nya sebagai "Salman Rushdie", dan menolak mengikuti aturan Facebook untuk menggunakan nama pertamanya, "Ahmed."
Rushdie bukan satu-satunya publik figur dunia yang menjadi target dalam video game pertempuran. Setelah Presiden George W. Bush di Bagdad dilempar sepatu oleh seorang jurnalis, puluhan game diciptakan untuk memberi gamer kesempatan untuk mencoba keberuntungan mereka sendiri melempar sepatu kepada sosok Bush.
Ada permainan untuk memberikan mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy tamparan keras di wajah dan permainan dalam bahasa Rusia yang memungkinkan gamer untuk mengalami hari-hari dalam kehidupan Presiden Rusia Vladimir Putin.
AP | TRIP B
Berita lain:
Dua Pelajar Sewa Helikopter ke Pesta Perpisahan
Jasad Arafat Akan Diotopsi
Bekas Junta Militer Argentina Dihukum 50 Tahun
Tunisia Dukung Investigasi Kematian Yasser Arafat
Libya Gelar Pemilihan Parlemen Pertama