TEMPO.CO , Tokyo - Perusahaan penyedia listrik tenaga nuklir yang mengoperasikan reaktor Fukushima yang meledak, New Tokyo Electric Power Co, mulai beroperasi lagi. CEO perusahaan itu, Kazuhiko Shimokobe, menyatakan akan mengaktifkan kembali reaktor di Prefektur Niigata.
"Seorang anggota dewan direksi akan berasal dari luar lingkaran dalam perusahaan itu untuk memimpinnya, yang akan ditempatkan di bawah kontrol negara pada bulan Juli," kata Shimokobe, dalam konferensi pers pertamanya.
Ia mengatakan pengoperasian kembali reaktor di PLTN Kashiwazaki-Kariwa tidak bisa terjadi tanpa persetujuan pemerintah setempat. Shimokobe mengingatkan akan ada konsekuensi berat jika reaktivasi tidak berjalan seperti yang direncanakan.
Presiden Tepco yang baru, Naomi Hirose, yang menghadiri konferensi pers dengan Shimokobe, mengatakan secara teknis perusahaan mampu menjalankan operasinya lagi, bahkan menyediakan energi tak hanya untuk Jepang tapi juga untuk negara lain. Namun ia menyesalkan banyak orang lebih sibuk dengan insiden yang terjadi di Fukushima.
Kebutuhan untuk menghidupkan kembali reaktor Kashiwazaki-Kariwa ditetapkan dalam rencana bisnis 10 tahun yang komprehensif. Secara finansial perusahaan saat ini masih berjuang untuk membayar kompensasi korban bencana dan membayar biaya bahan bakar yang meningkat untuk pembangkit listrik termal, sementara reaktornya tak berfungsi.
Pengoperasian kembali reaktor nuklir mendapat perlawanan banyak pihak, termasuk dari Gubernur Niigata, Hirohiko Izumida. Namun Hirose menyatakan Tepco akan mempelajari krisis nuklir di Fukushima tahun lalu sebagaimana diminta oleh Izumida, sehingga dapat mengambil langkah-langkah keamanan yang sesuai untuk reaktor Kashiwazaki Kariwa.
Reaktor nuklir terbesar di dunia dalam hal kapasitas output ini memiliki catatan buruk dalam hal pengungkapan informasi keselamatan pada publik. Dalam salah satu kasus yang paling serius, Tepco menutupi cacat yang muncul pada tahun 1992 di sebuah pompa darurat yang dirancang untuk mendinginkan reaktor selama kecelakaan. Mereka memalsukan data untuk membuat seolah pompa berfungsi dengan benar, sehingga PLTN lulus inspeksi reguler.
Ditanya apakah Tepco akan berusaha menjadi perusahaan yang tidak lagi mengandalkan tenaga nuklir, Shimokobe mengatakan dia tidak bisa membayangkan seperti apa hasilnya dalam lima sampai 10 tahun mendatang.
Shimokobe dan Hirose resmi menjadi CEO dan presiden di perusahaan itu setelah pertemuan pemegang saham tahunan. Setelah menerima suntikan 1 triliun yen dari APBN, Tepco akan melakukan berbagai reformasi, termasuk mengganti jajaran dereksi dari luar untuk meningkatkan transparansi manajemen. Hirose dipromosikan secara internal menjadi direktur utama.
JAPAN NEWS | TRIP B