TEMPO.CO, New York - Pelayan pamer dada kini menjadi tren di banyak restoran di New York. Bahkan beberapa restoran terang-terangan menyebut buah dada sebagai salah satu nilai jual restorannya.
Di Twin Peaks, misalnya. Para pramusaji mengenakan atasan kotak-kotak minim yang menonjolkan dada mereka. Jika Anda tidak menangkap gurauan itu, dalam logonya jelas tersirat: rantai menghubungkan dua puncak gunung bersalju. Pemandangan indah, demikian restoran menyebut.
Namun pemilik Twin Peaks, Randy DeWitt, menolak disebut jika pelayan adalah jualan utamanya. Dia menegaskan daya tarik restoran melampaui semuanya. Makanan sehat dan fokus pada membuat pelanggan merasa istimewa, katanya, adalah apa yang benar-benar membuat mereka datang kembali.
Twin Peaks adalah bagian dari ceruk yang dikenal sebagai "breastaurant" atau sport bar yang menampilkan pelayan berpakaian minim. Konsep ini sebenarnya bukan konsep baru. Sebab, Hooters telah memeloporinya pada 1980, tetapi saat itu belum sepopuler sekarang.
Beralih konsep menjadi "breastaurant" mendatangkan keuntungan signifikan. Berdasar survei Technomic, sebuah perusahaan riset makanan, pertumbuhan penjualan naik sebesar 30 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Orang banyak yang lebih muda ingin pergi ke tempat yang lebih baru, bukan tempat langganan orang tuanya," kata Darren Tristano, seorang analis di Technomic.
Tovan Adams mengatakan dia sering pergi Tilted Kilt Pub & Eatery di Tempe, Arizona, di mana pelayan memakai rok tartan mini dan bra yang cocok dengan tema Celtic restoran itu. Dia bahkan membawa anak-anak perempuannya, usia 6 dan 9 tahun, untuk makan siang.
Kilt barangkali adalah saksi betapa mengubah konsep mendatangkan keuntungan bagi mereka. Setelah berubah konsep, kini mereka mendulang keuntungan US$ 124 juta, atau naik 33 persen. Pada akhir tahun ini, perusahaan berencana membuka cabang di 95 lokasi, naik dari 57 pada akhir tahun lalu.
Pertumbuhan itu adalah salah satu alasan CEO Kilt, Rod Lynch, konsisten mengusung konsep "breastaurant". Beda dengan pemilik Twin Peaks yang malu-malu, Lynch menyebut kesuksesan perusahaan didasarkan murni pada daya tarik seks. Pelanggannya--sekitar tiga perempat dari mereka adalah laki-laki yang usianya rata-rata 36 tahun--konsisten mengatakan pengalaman adalah daya tarik utamanya. Ada-ada saja.
AP | TRIP B
Berita Terkini
Big Ben Berganti Elizabeth Tower
Ronaldo Lebih Berbahaya dari Inggris
Umar Patek: Saya Bukan Anggota Jamaah Islamiyah
KPUD Kuntit Nono Sampono ke Binus
47 Juta Orang Belum Bayar Pajak