TEMPO.CO , Kuala Lumpur - Malaysia mengutuk demonstrasi dengan kekerasan di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Perdana Menteri Malaysia telah meminta Kementerian Luar Negeri untuk mengungkapkan keberatan kepada pihak Indonesia.
Demonstrasi dipicu keputusan Malaysia mengakui dua warisan budaya Sumatera Utara--tari tortor dan ansambel musik Gordang Sambilan--sebagai bagian dari warisan budaya negeri itu.
Baca Juga:
Pada Jumat, sekitar 50 pemrotes melemparkan batu dan potongan kayu di pusat budaya Malaysia, sedangkan yang lain melemparkan telur ke dalam kompleks Kedutaan Besar Malaysia dan membakar bendera Malaysia. Demikian menurut laporan media negeri itu.
Para pengunjuk rasa menuduh Malaysia mencuri kekayaan budaya Indonesia.
"Malaysia menaruh perhatian serius pada tindak kekerasan terhadap tempat diplomatik Malaysia dan komentar provokatif tentang Malaysia oleh kalangan tertentu di Indonesia selama beberapa hari terakhir," kata Menteri Luar Negeri Anifah Aman dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Dia mempertanyakan jaminan keamanan oleh aparat Indonesia atas tempat-tempat diplomatik. Ia menyerukan tindakan agresif dan provokatif diakhiri.
Ketegangan Indonesia-Malaysia menyangkut aku-mengaku warisan budaya dimulai tahun 2007, ketika Malaysia mengklaim lagu Rasa Sayange dalam sebuah iklan pariwisata Malaysia. Hal itu diperburuk dengan dugaan perlakuan buruk dari tenaga kerja Indonesia oleh majikannya di Malaysia membuat sentimen anti-Malaysia terus tumbuh.
THE STRAITS TIMES | TRIP B
Berita lain:
Dahlan Sumbang 6 Bulan Gajinya untuk Gedung KPK
Irwandi Dipukul Usai Pelantikan Gubernur Aceh
Istri Biarkan Suami Perkosa Pembantu
Gaji Dahlan Juga Dihibahkan untuk Ricky Elson
Tunggu Dahlan, Bupati Pangkep Duduki Semen Tonasa
Pedagang Kaki Lima Sumbang Biaya Gedung Baru KPK