TEMPO.CO , Pyongyang: Kementerian Keuangan Rusia pada Sabtu, 24 Juni 2012, setuju untuk menghapus 90 persen utang Korea Utara. Nilainya sekitar 11 miliar (Rp 103 triliun).
Kebijakan itu, menurut situs koreaherald.co.kr, adalah upaya meningkatkan hubungan ekonomi dengan Rusia. Adapun sisa utang (10 persen) akan dihibahkan dalam proyek pendidikan, kesehatan dan energi.
Niatan pemutihan utang tersebut diawali dari kunjungan Deputi Keuangan Sergei Storchak awal bulan Juni ke Pyongyang, Ibu Kota Korea Utara. Kini niat itu tinggal mendapat persetujuan dari Kabinet Rusia.
Tapi sebenarnya pada pertemuan Presiden Dmitry Medvedev dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il tahun lalu, rencana itu sudah disinggung. Sejumlah analis menyebut bahwa sebelum meninggal pada Desember 2011, Kim Jong-Il menyatakan ingin mengurangi ketergantungan terhadap Cina. Adapun Rusia di lain sisi juga ingin menjaga kestabilan di perbatasan dengan Korea.
Rusia juga sangat tertarik dengan sejumlah proyek di Korea Utara. Khususnya program pipa gas sepanjang jalur Kereta Api di Trans Korea dan Selatan Korea.
Baca Juga:
Di bidang politik, sebenarnya Rusia dalam beberapa tahun terakhir bersikap keras terhadap negeri tertutup itu. Bahkan pada 2010, Negeri Beruang Kutub itu mengkritik Pyongyang atas penembakan yang terjadi di Pulau Yeonpyeong dan peluncuran roket mereka.
DIANING SARI
Berita lain:
Mohamed Mursi Jadi Presiden Mesir
Kisah di Balik Izin Atlet Olimpiade Wanita Saudi
Cegah Depresi, Cina Tawarkan Sup Plasenta
Gedung Pencakar Langit Ini Terbagus di Dunia
Bendera Jadi Target Latihan Perang, Korut Marah