TEMPO.CO , Kairo - Mohamed Mursi, kandidat dari Ikhwanul Muslimin, dideklarasikan terpilih sebagai presiden pertama Mesir secara demokratis. Komite Pemilihan Umum mengumumkan bahwa Mursi meraih 51,7 persen suara mengalahkan mantan jenderal Ahmed Shafiq pada pemilihan presiden putaran kedua pada 16-17 Juni lalu.
Mursi, 60 tahun, menggantikan Husni Mubarak, yang terdepak 16 bulan lalu setelah pemberontakan populer. Dewan militer, yang telah memerintah negeri Arab terbesar sejak saat itu, mengartikan kepala negara akan bekerja sama dengan angkatan bersenjata dan konstitusi demokratis yang tengah disusun.
Ribuan pendukung Ikhwanul yang membanjiri Lapangan Tahrir, Kairo, langsung bersorak dan mengibarkan bendera-bendera nasional. Mereka juga menyalakan kembang api dan berteriak, "Allahu Akbar!" Mereka bersukacita menyambut kemenangan dramatis itu. "Ayo, jangan takut! Militer harus pergi," demikian luapan massa yang lain.
Mursi, seorang insinyur di Amerika Serikat yang bertahun-tahun dipenjara di bawah Mubarak, lega. Seorang juru bicaranya bilang, "Ini adalah perjanjian untuk penyelesaian rakyat Mesir, membuat suara mereka didengar." Shafiq, 70 tahun, mantan Komandan Angkatan Udara, belum memberikan reaksi. Dia sebelumnya sempat menawarkan untuk mendukung dalam pemerintahan Mursi jika kalah.
REUTERS | DWI A