TEMPO.CO, London - Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, meminta Inggris memberikan dukungan terhadap perubahan demokrasi di negaranya. Permintaan itu disampaikan tegas dalam sebuah pidato bersejarah di gedung parlemen, Inggris, Kamis, 21 Juni 2012.
Suu Kyi mengatakan, dukungan rakyat Inggris dan masyarakat dunia akan membawa Myanmar ke arah perubahan yang lebih baik. Sebelum berpidato, Suu Kyi bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron di Dowing Street.
Putri pahlawan kemerdekaan Mynmar ini menghabiskan dua dekade hingga 2010 dalam tahanan rumah oleh penguasa militer di Myanmar. Pidato Suu Kyi di gedung parlemen merupakan sejarah baru bagi Inggris sebab hal ini belum pernah dilakukan oleh pejabat di luar pemerintahan.
Suu Kyi mendapatkan sambutan luar biasa. Tepuk tangan para anggota parlemen membahana ketika ia memperkenalkan diri sebagai anggota parlemen Myanmar yang baru terpilih. Pimpinan parlemen Inggris, John Bercow, menyebut pidato tersebut berasal dari "suara hati suatu negara dan pahlawan bagi kemanusiaan."
Dalam pidatonya, dia menjelaskan bahwa dukungan Inggris dan masyarakat internasional sangat penting bagi pemberdayaan rakyat Myanmar. "Dan saat ini negara sangat membutuhkannya."
Suu Kyi mengatakan, "Saya di sini bagian dari orang yang memohon dukungan itu. Bantulah sebagai seorang sahabat dan kesetaraan dalam mendukung reformasi yang dapat membawa kehidupan lebih baik, peluang lebih besar bagi rakyat Myanmar."
Sebelum beridato, Suu Kyi bertemu dengan Perdana Menteri Cameron menyusul pertemuannya dengan Pangeran Wales dan Ratu Cornwall di Clarence House. Tak ada informasi detail mengenai hasil pertemuan tersebut.
Suu Kyi pernah bertemu dengan Cameron pada Apil 2012 ketika Cameron menjadi orang pertama pemimpin Barat yang mengunjungi Myanmar usai para pemimpin militer Mynmar memutuskan mengizinkan Suu Kyi dan partainya ikut dalam pemilihan umum parlemen.
BBC | CHOIRUL