Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Khusus Mun Jeong Hyeong, Peraih Gwangju  

image-gnews
Pastor Mun Jeong Hyeon, (18/5). Menerima penghargaan hak asasi manusia Gwangju (Gwangju Human Rights Award) 2012, di Gwangju, Korea Selatan. Foto: Moon Tae Jeong/Korea
Pastor Mun Jeong Hyeon, (18/5). Menerima penghargaan hak asasi manusia Gwangju (Gwangju Human Rights Award) 2012, di Gwangju, Korea Selatan. Foto: Moon Tae Jeong/Korea
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Lelaki tua berjanggut putih itu tampak seperti menggendong sesuatu di atas dadanya. Bukan bayi, melainkan tangannya sendiri.

“Ya, gipsnya baru dibuka hari ini, tapi masih sakit jika diluruskan,” kata Pastor Mun Jeong Hyeong saat ditemui Ahmad Taufik dari Tempo di The May 18 Memorial Hall, Gwangju, Korea Selatan, 17 Mei lalu, sehari sebelum Mun menerima penghargaan Gwangju Award.

“Anak” yang digendong juru dakwah Katolik itu akibat perbuatan polisi penjaga pantai Korea Selatan. Pastor Mun didorong dari ketinggian 7 meter saat melindungi para pemrotes dalam unjuk rasa damai anti-pembangunan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Desa Gangjeong, Pulau Jeju.

Akibatnya, tangan dan bahunya patah serta empat rusuk tulang belakangnya retak. “Saya merasa sudah tak bisa hidup lagi,” ujar warga Korea Selatan pertama peraih Gwangju tersebut.

Dokter memperkirakan kesehatan pastor kelahiran Iksan, Provinsi Jeolla, Korea Selatan, 72 tahun lalu, itu baru bisa sembuh minimal enam bulan. Tapi, setelah 13 hari sejak kecelakaan itu, ternyata Pastor Mun sudah bisa bangkit. “Ini mukjizat,” katanya, setelah menerima penghargaan Gwangju 2012. Berikut ini petikan wawancaranya:

Kenapa Anda menentang pembangunan Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat Gangjeong itu?
Pembangunan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat itu tidak demokratis dan merusak ekosistem kepulauan tersebut. Masyarakat setempat yang menentang pembangunan itu ditakut-takuti dan ditahan. Ini kan tidak benar untuk negara kami yang menjunjung demokrasi.


Menurut Anda, ada yang salah dalam pembangunan ini selain dua alasan tadi?
Saya merasa ada hubungan yang tak seimbang antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Kami ini seperti budak Amerika. Semenanjung Korea panas terus-menerus dengan kehadiran militer Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amerika Serikat sepertinya mengepung Cina, dengan menempatkan pangkalan militer di Jepang, Australia, Hawaii, dan Korea. Tapi akibatnya merugikan rakyat Korea.


Bukankah Korea Selatan diuntungkan oleh kehadiran militer Amerika Serikat di sana, agar bisa meminimalkan ancaman dari Korea Utara?
Justru kehadiran Amerika Serikat-lah yang menyulitkan hubungan dengan saudari kami di Utara.


Apakah Anda tak takut dituduh sebagai komunis atau antek Korea Utara?
(Pastor Mun langsung meledak marah, suaranya meninggi) Kalau bisa, saya ingin langsung naik kereta ke Pyongyang sekarang. Saya tak takut dicap sebagai apa pun. Tugas saya sebagai pastor adalah menjaga hubungan kemanusiaan antarsesama. Apalagi antara kami yang di selatan dan saudara kami di (Korea) Utara. Keterpisahan kami sekian lama dan sulit menyambung karena kehadiran (militer) Amerika Serikat ini.


Pastor Mun, sejak pertengahan 1970, sudah menentang diktator Korea, ketika rezim militer pimpinan Chun Do Hwan mengambil alih kekuasaan dan membunuh ribuan orang tanpa pengadilan di Gwangju. Dia juga mengorganisasi masyarakat menentang percobaan senjata militer di Kunsan, mendirikan kelompok Peace Wind Grup menentang pengiriman tentara Korea Selatan ke Afganistan dan Irak di bawah koordinasi AS.


Apakah benar masyarakat setempat tak setuju, atau hanya klaim Anda?
Delapan puluh persen masyarakat Desa Gangjeong tak setuju. Namun pembangunan tetap dilanjutkan. Masyarakat setempat tak berani bersuara karena diancam militer Korea dan Amerika. Apakah ini yang namanya demokrasi? Kami sudah memperjuangkannya sejak pembantaian rakyat di Gwangju pada Mei 1980 oleh militer pimpinan Chun Do Hwan. Sekarang, Gangjeong sudah seperti Gwangju dulu. Jangan sampai terulang.

Berita Terkait
Profesor Swedia Iris dan Santap Bibir Istri

Perempuan Sudan Dirajam Karena Berzina

Taliban Bersumpah Akan Bunuh Dokter bin Ladin

Amerika Siap Gempur Suriah

Saksi Pembunuhan Ampatuan Dimutilasi

Ann Romney: Kampanye Obama Rendahkan Pribadi Saya

Eks Agen Secret Service Diduga Dalangi Penculikan

Bill Clinton: Obama Lebih Baik Daripada Romney



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Telkom Raih Empat Penghargaan di BCOMSS 2024

16 hari lalu

Telkom Raih Empat Penghargaan di BCOMSS 2024

Telkom tidak hanya fokus pada strategi reaktif untuk menurunkan krisis, namun juga proaktif dalam memastikan informasi diperoleh dengan cepat oleh masyarakat.


Pegadaian Raih 3 Penghargaan di Ajang PRIA 2024

18 hari lalu

Pegadaian Raih 3 Penghargaan di Ajang PRIA 2024

Penghargaan diberikan kepada korporasi, kementerian, pemerintahan, maupun lembaga di seluruh Indonesia.


Kapolda Lampung Jelaskan Tak Beri Penghargaan kepada AKP Andri Gustami Setelah Gagalkan Penyelundupan Narkoba hingga Akhirnya Gabung Jaringan Fredy Pratama

19 hari lalu

Terdakwa mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Andri Gustami (tengah) berjalan seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, Kamis 29 Februari 2024. Andri Gustami divonis hukuman mati oleh majelis hakim karena terbukti meloloskan pengiriman 150 kg narkotika jenis sabu-sabu dan 2.000 pil ekstasi dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. ANTARA FOTO/Ardiansyah
Kapolda Lampung Jelaskan Tak Beri Penghargaan kepada AKP Andri Gustami Setelah Gagalkan Penyelundupan Narkoba hingga Akhirnya Gabung Jaringan Fredy Pratama

AKP Andri Gustami ditangkap dan dihukum mati setelah terungkap membantu meloloskan narkoba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.


Kapolda Lampung Jelaskan Mengapa AKP Andri Gustami yang Divonis Mati Belum Dapat Penghargaan

19 hari lalu

AKP Andri Gustami. Foto: Istimewa
Kapolda Lampung Jelaskan Mengapa AKP Andri Gustami yang Divonis Mati Belum Dapat Penghargaan

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika membenarkan AKP Andri Gustami pernah mengajukan permohonan penghargaan


PNM Terima Award di Ajang BCOMSS 2024

20 hari lalu

PNM Terima Award di Ajang BCOMSS 2024

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menerima Award Top Contributor BUMN For Communications di ajang BUMN Corporate Communication and Sustainability Summit (BCOMSS).


Pegadaian Menang Dua Kategori di BCOMSS 2024

20 hari lalu

Pegadaian Menang Dua Kategori di BCOMSS 2024

PT Pegadaian memenangkan kategori Top Contributor BUMN For Sustainability dan Gold Winner untuk kategori BUMN Local Heroes.


Kabupaten Agam Raih Penghargaan Adipura

23 hari lalu

Kabupaten Agam Raih Penghargaan Adipura

Kabupaten Agam meraih penghargaan Adipura untuk kedua kalinya. Penghargaan ini diberikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, berkat komitmen Kabupaten Agam dalam menjaga lingkungan.


Serba-serbi Women From Rote Island, Pencapaian Penghargaan hingga Sumbangan

25 hari lalu

Film Women from Rote Island. Dok. Bintang Cahaya Sinema/Langit Terang Sinema
Serba-serbi Women From Rote Island, Pencapaian Penghargaan hingga Sumbangan

Women From Rote Island menguak sisi lain tentang gambaran keindahan Rote


Dino Patti Djalal Dapat Penghargaan dari Presiden Ukraina

29 hari lalu

Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal (kiri) dan Duta Besar Ukraina (kanan) untuk Indonesia Vasyl Hamianin pada acara penganugerahan Order of Merit dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Jakarta Pusat pada Rabu, 28 Februari 2024. Sumber: TEMPO | Nabila
Dino Patti Djalal Dapat Penghargaan dari Presiden Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menganugerahi penghargaan kepada pendiri FPCI Dino Patti Djalal atas kontribusinya untuk Ukraina.


Pemeran Putri Diana Menerima Piala SAG Awards, Simak Acara Penghargaan Ini

30 hari lalu

Elizabeth Debicki menang SAG Awards 2024 untuk kategori Outstanding Performance by a Female Actor in a Drama Series untuk perannya sebagai Putri Diana di The Crown. Foto: Instagram/@sagawards
Pemeran Putri Diana Menerima Piala SAG Awards, Simak Acara Penghargaan Ini

Pemeran Putri Diana serial The Crown Season 5 dan 6, Elizabeth Debicki pemenang Outstanding Performance by a Female Actor in a Drama Series SAG Awards