TEMPO.CO, Caqueta - Jurnalis Prancis, Romeo Langlois, yang diculik oleh pemberontak sayap kiri FARC di Kolombia pada bulan lalu telah dibebaskan. Pembebasan ini berkat bantuan kelompok mediator internasional di hutan sebelah selatan negara itu.
Sembari tersenyum, Langois berbicara kepada wartawan yang mengerumuninya. Dia mengatakan kondisinya sehat serta diperlakukan baik oleh para penculik.
Wartawan France 24 ini diculik dan rekaman videonya di laboratorium kokain kawasan Caqueta dihancurkan oleh pasukan bersenjata FARC. Saat penyerahan sandera kepada juru runding internasional, pasukan keamanan Kolombia menunda operasi militer.
Pada Ahad, 27 Mei 2012, pemberontak mengumumkan telah membebaskan Langois melalui komite mediasi yang dikoordinir oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), utusan khusus Prancis Jean-Baptiste Chauvin, dan aktivis perdamaian Piedad Cordoba. Tampak jurnalis berusia 35 tahun ini berjalan di antara kerumunan warga desa bersama pemberontak FARC sebelum akhirnya melakukan jumpa pers.
"Saya ditahan kurang lebih sebulan setelah terluka," katanya menambahkan. "Kini saya sedikit lelah, tapi baik."
"Saya diperlakukan seperti gerilyawan kombatan lainnya yang cedera. Maksudku, kehidupan di dalam hutan begitu keras dengan suplai (makan, minum) terbatas. Hidup seperti adanya, tapi saya tak pernah diikat. Mereka selalu memperlakukanku seperti seorang tamu," ujarnya. Pada kesempatan itu, Langois juga meminta maaf terhadap pihak yang terlibat konflik (pemerintah dan pemberontak) dengan menggunakan dirinya untuk alasan politik.
Dari Desa San Isdro, Langois akan dibawa ke Kota Florencia di Caqueta, beberapa jam melalui perjalanan darat. Belum ada informasi jelas apakah dia akan diinapkan di sana atau akan melanjutkan perjalanan ke ibu kota Kolombia atau langsung diterbangkan ke Prancis.
Penculikan Langois bermula ketika pria ini merekam perusakan laboratorium kokain oleh angkatan bersenjata di kawasan Caqueta. Tak lama kemudian, seorang perempuan memeriksa lengan Romeo Langois yang cedera ketika dia diculik. Menurut angkatan bersenjata, luka itu disebabkan oleh serangan sekelompok orang. "Selanjutnya dia dibawa kabur oleh pemberontak yang belakangan menyebut Langois sebagai tahanan perang."
Menteri Pertahanan Prancis, Juan Carlos Pinzon, saat memberikan keterangan pers beberapa jam setelah peristiwa penculikan, Ahad, 29 April 2012, berkata, "Seorang jurnalis Prancis hilang di Kolombia saat terjadi pertempuran antara pasukan pemerintah melawan pemberontak sekaligus kartel obat bius FARC. Dalam adu senjata tersebut, sejumlah pemberontak terluka. Sedangkan di pihak pemerintah, tiga tentara dan seorang polisi tewas."
"Langlois hilang setelah terperangkap dalam sebuah pertempuran bersenjata yang melibatkan Pasukan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) melawan militer dan kepolisian Kolombia saat terjadi penggeledahan di laboratorium obat bius di hutan Caqueta, selatan Kolombia," kata Pinzon kepada wartawan.
FARC merupakan organisasi kartel obat bius dan produsen ganja terbesar di dunia yang beroperasi di seluruh wilayah Kolombia, tetapi lebih banyak beroperasi di selatan, kawasan yang tanah dan tingkat kelembapannya cocok untuk tanaman cokelat sebagai bahan baku ganja.
Dalam siarannya awal pekan ini, televisi Venezuela Telesur memperlihatkan rekaman gambar Langois berada dalam sebuah kamp di hutan. Dia tampak mengenakan pembalut di siku kirinya, tetapi dalam kondisi baik.
BBC | REUTERS | CHOIRUL