TEMPO.CO , Amman - Seorang manajer bank, Ahad, 27 Mei 2012, mengajukan gugatan ke pengadilan arbritase Teluk Arab. Ia yang beragama Kristen dipecat gara-gara menolak mengenakan kerudung di lingkungan kerja.
Insiden ini jarang terjadi dan dapat menimbulkan ketegangan antarumat beragama di Yordania yang mayoritas berpenduduk muslim. Raja Abdullah II berlatar belakang pendidikan Barat yang mendapatkan dukungan dari Islam moderat dan memiliki toleransi beragama tinggi.
"Kami bukanlah Iran. Kami adalah warga Yordania, dan kami harus meneruskan kebebasan beragama dan personal yang dijamin oleh undang-undang," kata Vivian Salameh, 45 tahun, seorang asisten manajer operasional Bank Islam Dubai Yordania sejak Maret 2010 hingga dia dipecat pekan lalu.
"Saya seorang Kristen. Mengapa saya harus mengenakan sesuatu yang tidak diajarkan dalam agama saya?" katanya dalam sebuah wawancara. Umat Kristen di Yordania mencapai empat persen dari enam juta penduduk.
Juru bicara bank, Eman Affaneh, membenarkan bahwa Salameh telah dipecat karena "dia menolak memenuhi kontrak yang berisi keharusan setiap karyawan mematuhi ketentuan manajemen dan peraturan bank".
"Kami berada di sebuah negara Islam yang memiliki tata cara berpakaian sebagai bentuk refleksi tata nilai dan tradisi muslim konservatif," katanya.
Salameh mengatakan dia telah bekerja untuk Bank Pembangunan Industrial Yordania selama 25 tahun hingga pindah ke Bank Islam Dubai Yordania pada 2010. Pada Januari 2011, manajemen baru meluncurkan peraturan baru mengenai tata cara berpakaian seluruh karyawannya, termasuk mengatur soal pinggang, tumit, rok, dan penutup kepala untuk karyawan perempuan.
Salameh menerima seragam, tapi menolak mengenakan tutup kepala dan menolak mengenakan kerudung dengan alasan bahwa hal itu melanggar keyakinan agamanya. Menurutnya, ketika dia teken kontrak, tak ada peraturan yang mengharuskannya mengenakan kerudung di kepala.
Affaneh, juru bicara bank, mengatakan tutup kepala adalah bagian potongan dari model pakaian terkini dengan balutan warna putih yang menunjukkan garis rambut seperti dikenakan sejumlah wanita di negara-negara Teluk Arab. "Itu bukan kerudung, hanya menutup seluruh rambut," tuturnya. Dia dan Salameh mengatakan ada lima perempuan Kristen karyawan bank yang bersedia mengenakan penutup kepala.
AP | CHOIRUL