TEMPO.CO , Doha - Sedikitnya 19 orang tewas, 13 di antaranya anak-anak ketika api membakar sebuah pusat perbelanjaan dan kompleks hiburan Villagio di Doha, ibu kota Qatar, Senin, 28 Mei 2012. Demikian keterangan Menteri Dalam Negeri Qatar kepada media.
Menteri mengatakan korban tewas akibat kebakaran tersebut antara lain empat orang guru perempuan dan dua petugas pemadam kebakaran. Sementara sedikitnya 17 orang cedera, sedangkan 13 anak-anak yang meninggal dunia terdiri enam laki-laki dan enam gadis.
Koresponden Al Jazeera, Stefanie Dekker, melaporkan dari tempat kejadian perkara, petugas pemadam kebakaran berusaha kerus menerobos lautan api yang berada di atap mal untuk menjangkau sebuah penitipan anak, tempat bocah-bocah ini terperangkap api.
"Anak-anak itu berada di tempat penitipan di lantai satu yang sulit dijangkau," kata koresponden Al Jazeera.
Menteri Kesehatan seperti dikutip media mengatakan anak-anak dan para guru yang tewas akibat mengirup asap. "Kami katakan, anak-anak yang meninggal dunia itu di antaranya berkewarganegaraan Jepang, Filipina, Afrika Selatan, dan juga Eropa, Arab, tapi tak ada warga negara Qatar," ujar dia. "Tiga guru adalah berkebangsaan Filipina dan seorang lagi dari Afrika."
Dekker katakan, penyebab kebakaran hingga saat ini belum diketahui. Otoritas setempat masih melakukan penyelidikan. "Seorang saksi mata yang berada di mal mengatakan kepada saya, dia melihat asap hijau, dan segera setelah itu asap berwarna hitam sangat tebal," kata Dekker. "Dia juga mengatakan sistem sprinkler (pemadaman otomatis) tidak bekerja."
Saksi mata lainnya melaporkan, telah terjadi kebingungan dalam upaya penyelamatan. Mereka mengatakan tidak melihat sebuah organisasi perencanaan evakuasi dengan baik. Beberapa di antara saksi mata menyebutkan bahwa pintu darurat di kompleks pertokoan terkunci.
Beberapa pejabat berwenang mengatakan petugas keselamatan awalnya tidak diberi tahu bahwa banyak korban yang terperangkap adalah anak-anak. Petugas keselamatan dilaporkan tiba di lokasi 60 detik setelah ada panggilan telepon. Tapi karena denah lantai tak memadai, petugas sulit melakukan upaya penyelamatan.
Menteri Dalam Negeri Qatar, Abdullah bin Nasser al-Khalifa, mengatakan kombinasi antara asap tebal, panas, dan koridor sempit di pusat perbelanjaan membuat petugas keselamatan mencari jalan alternatif untuk masuk ke pusat kebakaran.
"Petugas masuk dari atap kompleks saat benar-benar keadaan kritis. Mereka sempat berhenti sejenak karena tak tersedia denah lokasi," katanya. Dia mengatakan petugas pemadam kebakaran terpaksa merusak atap untuk bisa menjangkau anak-anak setelah tangga ke tempat pentitipan anak runtuh. Pada acara jumpa pers petang waktu setempat, Menteri menyatakan turut belasungkawa atas korban tewas.
Villagio merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar dan sangat terkenal di Qatar. Di dalam gedung ini selain sebagai pusat belanja, juga terdapat bioskop, gelanggang permainan salju, dan taman hiburan anak. Menanggapi kejadian tersebut, Menteri mengatakan pemerintah segera membentuk komisi yang bertugas menginvestigasi standar keselamatan gedung di Qatar.
AL JAZEERA | CHOIRUL