TEMPO.CO , Beijing - Cina tetap kebobolan meskipun telah meningkatkan pengamanan terhadap aksi bakar diri yang ramai dilakukan di Tibet pada awal tahun lalu. Dua orang dengan sengaja membakar dirinya di depan Kuil Jokhang yang menjadi lokasi wisata populer di Lhasa. Bakar diri ini merupakan bentuk protes lanjutan terhadap pemerintahan Cina atas pengusiran Dalai Lama. "Satu orang tewas dan satu lagi masih dirawat intensif di rumah sakit," demikian kabar dari kantor berita Xinhua.
Laporan itu mengutip seorang pejabat Partai Komunis yang menyalahkan pasukan separatis yang mendukung Dalai Lama. Protes dilakukan di Lasha. Xinhua menyampaikan pelaku telah dibawa pergi oleh pihak berwenang dalam waktu dua menit setelah terbakar. Polisi mengawal wilayah itu dengan ketat sejak kerusuhan anti pemerintah meletus pada 2008.
Sedikitnya 34 pelaku bunuh diri sejak Maret tahun lalu untuk menarik perhatian Cina. Pihak berwenang Cina telah memastikan soal pelaku bunuh diri. Tindakkan para pendukung Dalai Lama ini dianggap telah mempermalukan kepemimpinan komunis di wilayah ini, yang telah berjanji untuk memprioritaskan stabilitas sosial dan persatuan etnis. Padahal, Cina sedang mempersiapkan transisi kepemimpinan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Liu Weimin mengatakan upaya menghasut dengan kematian itu tidak akan pernah berhasil. Beijing telah menyebutkan tindakan para pengunjuk rasa bentuk serangan terorisme. Adapaun Dalai Lama menyalahkan represi keras Cina pada kehidupan spiritual Tibet dan berempati dengan para pengunjuk rasa.
Xinhua mengatakan aksi bunuh diri akan ditangani dengan cepat dan ketertiban dipulihkan. "Mereka terus menerus melakukan aksi bakar diri di Tibet dan tindakan ini semua bertujuan untuk memisahkan Tibet dari China," dikutip Xinhua Hao Peng, sekretaris Komisi Bidang Politik dan Hukum dari Komite Tibet.
Dua orang yang meninggal adalah Tobgye Tseten dari warga Xiahe di Provinsi Gansu dan Dargye, dari Aba kabupaten di provinsi Sichuan. Xinhua mengatakan Dargye berada dalam kondisi stabil dan mampu berbicara. Radio Voice of America mengatakan kedua orang itu bekerja di sebuah restoran Lhasa, Nyima Ling. "Ini adalah pertama kalinya terjadi di Lhasa," kata Tenzin Tsundue, seorang penyair Tibet dan salah satu aktivis yang tersohor yang tinggal di India.
Dia mengatakan gerakan itu mencerminkan bahwa kemarahan terhadap pemerintah Cina tidak terbatas pada daerah di mana sebagian besar aksi bunuh diri terjadi "Di seluruh Tibet itu memiliki emosi yang sama, respon yang sama untuk melawan kebijakan Beijing," katanya.
AP | EKO ARI