TEMPO.CO, Beijing - Kakak laki-laki aktivis buta Chen Guancheng mendadak lenyap. Hal itu dikatakan pengacara Chen, Sabtu, 26 Mei 2012, beberapa hari setelah sang kakak berkunjung ke desanya di Cina utara untuk mencari bantuan untuk putranya yang telah ditahan dalam kasus yang menjadi titik perhatian di antara aktivis HAM.
Chen Guangfu, kakak tertua Chen Guangcheng, pergi dari rumahnya di Provinsi Shandong dan tiba Beijing pada Rabu lalu untuk mencari bantuan hukum untuk putranya, Chen Kegui, yang ditahan karena sebuah tuduhan pembunuhan.
Kemunculannya boleh menjadi target terakhir pemberangusan terhadap keluarga Chen dalam kaitan meruyaknya pelarian aktivis buta itu dari desanya pada April lalu, setelah 19 bulan menjalani tahanan rumah.
Chen Guangcheng mencari perlindungan di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing, di mana dia tinggal selama enam hari dan memantik krisis diplomatik Cina dan Amerika Serikat. Krisis itu, yang dibayangi lawatan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, akhirnya mereda pada Sabtu pekan lalu ketika Cina membiarkan Chen terbang ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi.
Menurut pengacara Liu Weiguo yang berbasis di Shandong, Chen Guangfu tidak kembali ke hotelnya di Beijing pada Jumat malam.
Liu menuturkan Zhap Wei, warga Shandong pendukung keluarga Chen Guangcheng, adalah orang terakhir yang berkontak dengan Chen Guangfu sebelum mereka berpisah jalan pada Jumat sore.
"Hingga kini belum ada kabar atas Saudara Guangfu," ujar Liu. "Kami tidak terlalu optimistis. Guangcheng juga sangat cemas. Dia sudah mengontak beberapa temannya untuk mencarinya."
Kabar lenyapnya Chen Guangfu datang setelah tiga hari, setelah petani berusia 55 tahun dan bekas buruh itu menyebutkan kepada Reuters soal detail siksaan dan penghinaan oleh pejabat pemerintah sejak adiknya kabur.
REUTERS | THE CHICAGO TRIBUNE | DWI ARJANTO