TEMPO.CO, Sanaa - Dewan Keamanan PBB mengutuk "keras" bom bunuh diri di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Senin, 21 Mei 2012, yang menyebabkan lebih kurang 90 tentara tewas.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima media massa, Dewan menyatakan bahwa serangan bom tersebut sebagai sebuah "tindakan keji" dan berjanji akan memerangi seluruh bentuk-bentuk terorisme.
Baca Juga:
Cabang Al-Qaeda di Yaman mengatakan mereka bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Menurut dia, aksi gemilang itu dilakukan oleh salah seorang anggotanya untuk melancarkan serangan bom di dekat istana presiden.
Presiden Yaman Abd Rabbo Hadi Mansour berjanji akan melakukan tindakan lebih keras untuk melawan para militan. "Perang terhadap teroris tidak akan berhenti hingga mereka tumbang dan musnah," kata Hadi seperti dikutip kantor berita nasional Saba.
Presiden Hadi, yang terpilih memimpin Yaman pada Februari 2012 lalu, berjanji akan mengusir kaum militan dari provinsi yang hampir tak ada hukum. Provinsi tersebut terletak di selatan dan timur negara. Salah satu provinsi di wilayah selatan kini dikuasai oleh Ansar al-Sharia, sebuah kelompok militan yang berafiliasi kepada Al-Qaeda sejak tahun lalu.
Dalam pernyataannya, Dewan Keamanan "mengutuk keras serangan teroris" seraya meminta anggota Dewan "tidak mundur sejengkal pun untuk berperang melawan terorisme". Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon secara pribadi juga melayangkan kecamannya terhadap serangan terorisme. Ban menyerukan kepada seluruh partai di Yaman untuk menolak kekerasan dan memainkan peran konstruktif dalam menerapkan kesepakatan transisi politik di Yaman.
Serangan bom ini mendapatkan kecaman dari berbagai pemimpin dunia. Amerika Serikat menganggap perbuatan itu sebagai sebuah "aksi pengecut dan tercela". Sedangkan Presiden Prancis Francois Hollande menyebutnya sebagai serangan "barbar".
Ledakan itu berlangsung pada Senin, 21 Mei 2012, ketika sejumlah tentara sedang berlatih parade militer untuk merayakan Hari Persatuan Nasional Yaman, Selasa, 22 mei 2012. Pejabat Kementerian Pertahanan berkata, "Akibat ledakan tersebut, 222 orang terluka."
Beberapa saksi mata mengatakan pelaku bom bunuh diri dalam aksinya mengenakan seragam militer dengan sabuk berisi bahan peledak yang diletakkan di dalam tubuhnya. Dokter setempat, Mohsen al-Dhahari, menjelaskan rumah sakit Sanaa menerima pasien melebihi kapasitas.
"Hampir semua korban cedera pada bagian kepala. Kami rasa puluhan di antara mereka lumpuh," ujarnya. "Kemungkinan jumlah korban akan bertambah. Hampir semua yang cedera adalah anak-anak remaja."
BBC | CHOIRUL