TEMPO.CO , MOSKOW:--Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kabinet barunya dengan orang lama yang setia mendukungnya, kemarin. Ia akan memprioritaskan pemerintahan pada sektor perekonomian yang terdampak paska krisis di Eropa. Rencana yang disusun Dmitry Medvedev yang fokus pada agenda reformasi politik, ditinggalkan.
Salah satunya dengan meluncurkan kebijakan dan mengelola privatisasi US$ 1,7 miliar sekaligus mengurangi ketergantungan pada minyak. "Pemerintahan baru berbeda secara subtansial, itulah kenapa pembentukannya agak lama dibanding yang terdahulu," kata Perdana Menteri Medvedev di sela pertemuan G8 di Camp David.
Putin merombak tim ekonomi yang mengelola pasar sebagai penasehat Medvedev selama empat tahun memerintah. Pemerintah baru akan menunjuk tujuh wakil perdana menteri. Salah satunya, Arkady Dvorkovich, bekas penasehat Medvedev mengisi wakil perdana menteri.
Beberapa anggota kabinet lama juga dipertahankan dari kursi mereka, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, dan Menteri Pertahanan Anatoly Serdyukov. Vladislav Surkov, arsitek dari kebijakan dalam negeri Putin yang dipindahkan ke kabinet pada kursi wakil perdana menteri.
Sumber mengatakan kemungkinan Putin akan memperluas pengaruhnya atas kebijakan ekonomi dengan memastikan bahwa portofolio keuangan dan ekonomi. Orang dekat Putin yang memiliki kelihaian soal ekonomi dipertahankan. Anton Siluanov tetap menempati Menteri Keuangan sementara Andrei Belousov menjadi Menteri Pembangunan ekonomi.
Segera setelah pelantikannya, Putin mencanangkan sejumlah kebijakan, meningkatkan investasi tidak kurang dari 25 persen dari PDB pada tahun 2015, meningkatkan produktivitas tenaga kerja minimal dua kali lipat. Selanjutnya, mengangkat posisi Rusia di Index Doing Business Bank Dunia dari 120 pada tahun 2011 untuk 50 pada 2015 dan 20 pada tahun 2018 dan meningkatkan harapan hidup rata-rata pada tahun 2018 sampai 74 tahun dari 70 saat ini.
Sejumlah pihak menilai target Putin terlalu ambisius selama enam tahun ke depan. Namun, Putin memiliki modal awal. Rusia mencapai pertumbuhan ekonomi mengejutkan 4,9 persen pada kuartal pertama 2012. Padahal, negara lain di Eropa masih mendapatkan guncangan setelah krisis ekonomi global mendera. Kembali Putin ke Kremlin telah disertai dengan protes terbesar dari 12 tahun pemerintahannya terhadap dugaan kecurangan dalam pemilu nasional, yang dipimpin oleh oposisi.
REUTERS | THE SUN DAILY | EKO ARI
Dunia Lainnya
Dokter Ceroboh Patahkan Leher Bayi Saat Persalinan
Lomba Kartun Nabi, Pakistan Tutup Twitter
Barter Anjing dengan Mobil BMW
Demo di Jalanan, Anwar Ibrahim Bakal Diadili
Ikhwanul Muslimin Tak Janjikan Teokrasi di Mesir
Obor Olimpiade Dijual � 100 Ribu di eBay
Ratusan Tahanan Mesir Memulai Aksi Mogok Makan
Jalur Suplai ke Afganistan Masih Alot di KTT NATO
Demo Anti-NATO di Chicago, 45 Demonstran Ditahan
Siapa Saja Duduk di Kabinet Putin?