TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, bakal diseret ke meja hijau lantaran menggalang unjuk rasa melawan pemerintah bulan lalu, demikian keterangan kepolisian kepada pers, Senin, 21 Mei 2012.
Dakwaan yang dialamatkan ke bekas Timbalan Perdana Menteri ini, menurut salah seorang pembantunya, adalah dia dianggap melanggar Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (internal security act).
Baca Juga:
Anwar Ibrahim dan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, menggalang demonstrasi bertajuk "Bersih" di kawasan Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, 28 April 2012. Menurut juru bicara kepolisian kepada Reuters, Senin, 21 Mei 2012, aksi tersebut dianggap telah menuai kekerasan.
Pada aksi tersebut, Datuk Seri Anwar Ibrahim menyatakan bahwa seluruh partai koalisi yang tergabung ke dalam Pakatan Rakyat (PR) mungkin saja memiliki ideologi berbeda, namun mereka bersatu menghadapi pemerintah.
"Kami memiliki latar belakang dan ras yang berbeda, tetapi kami berjuang demi berbagai kepentingan. Kami ingin perubahan sistem negeri kami," ujarnya pada acara makan malam kelompok oposisi di Bintulu, Sabtu, 19 Mei 2012.
Baca Juga:
Anwar melanjutkan, PR sangat percaya diri bahwa Malaysia bakal mengalami perubahan politik pada pemilihan umum yang ke-13 nanti sebab Barisan Nasional (BN) akan dikalahkan karena terlalu arogan.
"Perbedaan mendasar antara PR dan BN terletak pada bersedianya Malaysia menerima seluruh anggota keluarga besar bangsa Malaysia yang terdiri dari berbagai ras, agama, dan budaya," ujarnya.
Anwar melanjutkan, "UMNO sesungguhnya mengerti hal ini lebih baik bagi bangsa Malaysia, tetapi UMNO sepertinya tak mau mengerti. Pada saatnya kami akan mengalahkan BN di pemilihan raya mendatang."
REUTERS | BORNEO POST | CHOIRUL