TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan menutup jejaring sosial Twitter, Ahad, 20 Mei 2012. Penyebabnya adalah otoritas menemukan ada materi yang merujuk sikap anti-Islam. "Laman ditutup oleh Kementerian Informasi dan Teknologi sebab ada hujatan di Twitter," ujar juru bicara Otoritas Telekomunikasi Pakistan, Mohammad Younis Khan, Ahad, 20 Mei 2012.
Hujatan tersebut, ia menuturkan, tentang rencana kompetisi mengunggah karikatur Nabi Muhammad. Surat kabar Dawn menyebutkan kompetisi karikatur itu juga beredar di Facebook.
Facebook dikabarkan sudah setuju untuk menutup kompetisi. Adapun Twitter tidak bersedia menutup kompetisi sesuai permintaan Otoritas Telekomunikasi Pakistan. "Kementerian masih berjuang untuk membuat mereka setuju. Kalau mereka bersedia menghilangkannya, kami akan mencabut larangan ber-Twitter," ujar Ketua Otoritas Telekomunikasi Pakistan Mohammad Yaseen.
Twitter mengatakan tak pernah melakukan kesepakatan dengan Pakistan. "Tidak ada pengubahan dari kami," kata juru bicara Twitter, Gabriel Sticker.
Situs microblogging itu kemudian dibuka atas perintah Perdana Menteri melalui Menteri Dalam Negeri Rehman Malik. Tapi Malik meminta materi yang mengandung hujatan anti-Islam segera dihentikan.
Malik mengaku bahwa Twitter telah menolak permintaan mereka. Maka Pakistan kini meminta Interpol agar Twitter menutup materi yang mengandung hujatan.
Kejadian ini bermula pada Sabtu lalu. Perdana Menteri Raja Parvez Ashraf mengancam akan menutup Twitter jika perusahaan itu tidak menuruti pemerintah Pakistan soal konten hujatan anti-Islam. Satu setengah jam setelah pernyataan itu, pemerintah mengumumkan menutup layanan Twitter mulai pukul 10.00.
PCWORLD | ASIAONE | DIANING SARI