TEMPO.CO, Kolombo - Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa telah memerintahkan untuk membebaskan dari penjara lebih awal terhadap politikus kenamaan rivalnya, Sarath Fonseka. Hal itu dikemukakan juru bicara kepresidenan pada Ahad, 20 Mei 2012. Pembebasan itu tampaknya untuk menepis hujan kritikan internasional atas catatan HAM pemerintahan negeri itu.
Menuru juru bicara Presiden Rajapaksa, Bandula Jayasekara, otorisasi untuk pembebasan Fonseka akan dikirim ke Kementerian Kehakiman besok. Mantan jenderal itu diperkirakan akan segera bebas setelahnya, tetapi belum dapat meninggalkan negeri tersebut. "Presiden meneken surat pembebasan pada Jumat malam untuk bebasnya Sarath Fonseka," kata Jayasekara.
Baca Juga:
Amerika Serikat pernah menyerukan mantan Jenderal Angkatan Darat Sri Lanka, Fonseka, yang ditahan sejak Februari 2010, setelah menantang Rajapaksa dalam pemilihan presiden, sebagai seorang tahanan politik dan berulang kali dia harus dibebaskan.
Banyak rakyat Sri Lanka menghargai Fonseka sebagai hero buat membantu mengakhiri perang saudara selama 25 tahun terhadap pemberontak Macan Tamil. Dan kasusnya mendapat perhatian luas serta mencoreng catatan HAM pemerintahan Rajapakse.
Pada pertemuan di Washington, Jumat, 18 Mei 2012 lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan kepada Menteri Luar Negeri Sri Lanka agar memperhatikan isu-isu HAM.
REUTERS | DWI A