TEMPO.CO , Washington - Cina memanfaatkan teknologi komersial Barat, melakukan spionase cyber agresif, dan membeli lebih banyak rudal anti-kapal sebagai bagian dari pembangunan kekuatan militernya. Demikian laporan yang dirilis Pentagon untuk Kongres, Jumat.
Lembaga ini menyebut Beijing mengambil manfaat dari apa yang mereka sebut sebagai "teknologi AS terkait dengan pertahanan" di sektor swasta sebagai bagian dari upaya memodernisasi angkatan bersenjatanya. Selain itu, Cina juga memperluas jangkauannya di kawasan Asia-Pasifik. "Teknologi itu mereka peroleh baik secara legal maupun ilegal," tulis laporan itu.
Cina memiliki anggaran pertahanan kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Anggaran mereka tahun lalu naik sebesar 12,7 persen. Anggaran dinaikkan hingga 601,1 miliar yuan atau sekitar US$ 91,7 miliar.
Pentagon memperingatkan bahwa interaksi dengan perusahaan manufaktur penerbangan Barat juga mungkin secara tidak sengaja menguntungkan pertahanan udara Cina. Seperti diketahui Airbus membuka jalur produksi untuk pesawat A320 di Cina pada 2009.
Menggemakan peringatan terbaru dari para pejabat intelijen, Pentagon mengingatkan kembali gangguan cyber yang dilakukan oleh Cina selama tahun lalu. Mereka menargetkan jaringan pemerintah dan komersial AS, termasuk perusahaan "Yang langsung mendukung program pertahanan AS," katanya.
TRIP B | AP