TEMPO.CO, Moskow - Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang tengah melakukan terbang demo di Indonesia tak akan mempengaruhi rencana ambisius Rusia untuk memasuki pasar internasional penerbangan. Rusia menggantungkan harapan besar pada proyek 100 SSJ ini.
Menurut sumber di Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia, mereka sudah berinvestasi terlalu besar pada proyek ini. Program Sukhoi Superjet menelan biaya lebih dari 34 miliar rubel, termasuk 16 miliar rubel dana anggaran. Sebelum 2029, Sukhoi berniat menjual hampir 800 pesawat jet. Harga katalog satu SSJ-100 bisa menjangkau US$ 31.700.000.
Para pejabat pemerintahan Presiden Rusia mengatakan bahwa departemen-departemen pemerintah telah siap untuk membeli jet untuk mengangkut pejabat tinggi. Pada awal tahun berjalan, Sukhoi Superjet-100 menerima sertifikat EASA yang memberikan perusahaan kesempatan untuk memasuki pasar Eropa.
SSJ memulai penerbangan komersial pada tahun 2011. Pesawat pertama dikirimkan ke Armavia dan kemudian ke Aeroflot yang terakhir saat ini mengoperasikan enam Superjet. "Kami berharap bahwa insiden di Jakarta tidak akan mempengaruhi pesanan untuk Superjet. Oleh karena itu, penyelidikan akan dilakukan," kata sumber itu.
Terbang demo yang berakhir celaka di Bogor itu adalah road show pertama untuk pesawat jet penumpang dalam sejarah penerbangan Rusia. Pesawat itu seharusnya mengunjungi enam negara. Pada tanggal 3 Mei, jet mengambil bagian dalam KADEX-2012 pertunjukan udara di Kazakhstan. Pada tanggal 5 Mei itu mengunjungi Pakistan dan kemudian terbang ke Myanmar pada tanggal 7 Mei. Setelah Indonesia, pesawat itu seharusnya terbang ke Laos dan kemudian ke Vietnam.
Baca Juga:
Di sisi lain, analis berpendapat, Sukhoi harus kembali meyakinkan calon pembeli dan merayu mereka untuk tetap pada rencana semula membeli produk mereka. "Tidak ada yang akan menutup mata pada apa yang terjadi (di Indonesia), tentu saja. Namun, terkait penjualan, itu semua akan tergantung pada putusan pelanggan," kata pengamat ekonomi ternama Rusia, Aleksei Sinitsky.
Boris Rybak, kepala perusahaan konsultan Infomost, juga berpendapat bahwa jatuhnya pesawat tidak akan mempengaruhi penjualan pesawat baru Rusia itu. "Program SSJ menikmati dukungan politik yang serius, termasuk di bidang penjualan. Penjualan kerap tidak secara langsung tergantung pada karakteristik baik komersial atau teknis dari pesawat," katanya.
Analis lain menyebut kecelakaan hanya akan memperlambat program dan sedikit kerusakan reputasi. "Namun, itu tidak akan menghentikan program Superjet," kata Ruslan Pukhov, direktur pusat untuk Analisis Strategi dan Teknologi.
TRIP B | RIA NOVOSTI