TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Eksekutif Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, menyesalkan pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea) Kim Yong Nam yang berlangsung Selasa 15 Mei 2012 kemarin.
Sebabnya pertemuan itu, "Tidak mengeluarkan rekomendasi konkret atas permasalahan hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara," kata Haris, Selasa 15 Mei 2012.
Pemerintah Indonesia, kata Haris, seharusnya menyadari situasi mendesak mengenai kondisi kemanusiaan di Korea Utara. Jika Indonesia mengaku bagian dari anggota G20 serta Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maka pemerintah sepatutnya menekankan soal kemajuan HAM, selain membicarakan pengurangan nuklir dan investasi ekonomi.
Usai diterima Presiden SBY, orang dengan posisi tertinggi kedua Korea Utara ini diterima Wakil Presiden Boediono pada siang harinya. Selanjutnya Kim Yong Nam bertemu dengan Ketua MPR serta Ketua DPR dan menghadiri makan malam kenegaraan.
Kim Yong Nam sebenarnya sudah tiba di Indonesia pada Sabtu 13 Mei 2012. Kunjungan kenegaraan dalam rangka memenuhi undangan SBY ini berakhir Rabu 16 Mei 2012. Kim didampingi tiga orang delegasi setingkat menteri. Tak hanya kerja sama bilateral, pertemuan juga membahas masalah geopolitik di kawasan.
MARIA YUNIAR