TEMPO.CO , New York - Otoritas Keamanan Penerbangan Amerika Serikat (TSA) kembali menuai kecaman. Kali ini, media mengucapkan 'selamat' pada lembaga ini karena berhasil mengusir 'teroris': bocah berusia 18 bulan.
Bocah asal New Jersey berdarah Timur Tengah ini digelandang turun dari pesawat yang tengah bergegas untuk tinggal landas. Orang tua dari bocah perempuan ini hanya bisa geleng-geleng kepala menceritakan peristiwa yang mereka alami pada wartawan. "Betul-betul tak masuk akal," ujarnya, yang minta identitasnya ditulis sebagai "Ibunya Riyanna".
Ia mengatakan kepada WPBF 25 News didekati oleh seorang karyawan maskapai penerbangan Selasa malam sementara pesawat JetBlue yang ditumpanginya tengah menyiapkan keberangkatan. Menurutnya, dia diberitahu bahwa agen TSA ingin berbicara di terminal dengan bocah itu.
"Dan aku berkata, 'Untuk apa?'," katanya. Sang petugas hanya menyatakan, dia, suami, dan anaknya, Riyanna, masuk dalam daftar dilarang terbang TSA.
"Ini tidak masuk akal," ujar dia. "Mengapa anak 18 bulan berada dalam daftar larangan terbang?"
Dalam sebuah pernyataan, TSA menyatakan bocah itu tak ditandai sebagai pihak yang masuk dalam daftar larangan terbang. Ia menyatakan pihak mereka justru dipanggil oleh pihak maskapai untuk mengkonfirmasikan melalui sistem pemeriksaan apakah mereka masuk dalam daftar larangan terbang. "Maskapai ini telah salah menunjukkan anak itu pada daftar pengawasan pemerintah," demikian pernyataan mereka.
TRIP B | DAILY MAIL