TEMPO.CO , Damaskus - Dua ledakan menghantam ibu kota Suriah, Damaskus, Kamis, 10 Mei 2012, pukul 8.00 pagi waktu setempat. Kejadian itu menyebabkan 40 orang tewas dan 170 lainnya cedera. Menurut siaran televisi pemerintah, Syrian TV, ledakan itu merupakan "bom teroris".
Siaran televisi itu menyebutkan ledakan terjadi di kompleks perumahan inteljien militer di daerah pinggiran al-Qazzaz, sebelah selatan Damaskus. Sejak perlawanan terhadap kepemimpinan Presiden Bashasra al-Assad, beberapa bulan ini, Damaskus kerap menjadi sasaran ledakan bom.
April lalu, sebuah bom bunuh diri meledak di kota ini, menimbulkan korban tewas 10 orang. Ledakan itu bersamaan dengan kunjungan pengamat dari PBB ke Suriah, Mayor Jenderal Robert Mood.
Pemerintah Suriah menyalahkan Arab Saudi, Qatar, dan Turki. Ketiga negara ini dianggap sebagai pendukung utama kelompok perlawanan terhadap al-Assad yang dituntut mundur dari kursi presiden.
Ledakan Kamis pagi, selain melumat 40 jiwa manusia, juga menyebabkan kerusakan gedung dan sejumlah kendaraan. Saat bom meledak masyarakat di Damaskus sibuk ke tempat kerja, sementara anak-anak ke sekolah.
Kepada BBC, seorang jurnalis yang tak bersedia disebutkan namanya menyatakan bom pertama meledak pada pukul 8.00 pagi, disusul ledakan kedua. Dalam siarannya televisi pemerintah menunjukkan gambar sejumlah kendaraan terbakar, beberapa di antaranya berisi korban tewas dalam keadaan gosong terpanggang api. Ledakan bom juga menyebabkan jalanan berlubang. Menurut warga di distrik tersebut, kompleks intelijen militer sangaja menjadi target serangan berikut markas berlantai 10.
BBC | CHOIRUL