TEMPO.CO, Beijing - Suhu politik antara Cina dan Filipina yang memanas akibat pertikaian masalah perbatasan Laut Cina Selatan berbuntut pada bisnis pelesiran.
Seluruh agen perjalanan di Cina menunda paket piknik ke Filipina dan berjanji akan mengembalikan uang yang telanjur dibayarkan calon wisatawan. Hal tersebut disampaikan kantor berita Cina sehubungan dengan kian meningkatnya ketegangan masalah di Laut Cina.
Media pemerintah itu melaporkan Ctrip.com dan Beijing International Travel Service bahkan membatalkan seluruh perjalanan ke Filipina. Mereka mengatakan bahwa perusahaannya tidak akan menerima permintaan kunjungan wisata hingga situasinya memungkinkan.
Kedutaan Besar Cina di Filipina memperingatkan warganya di Manila untuk tidak berada di jalanan terkait dengan rencana unjuk rasa anti-Cina yang akan digelar pada Jumat, 11 Mei 2012.
Ketegangan kedua negara dipicu oleh masalah perbatasan laut, terutama dengan munculnya empat kapal perang Cina dan bentrokan antara delapan kapal nelayan Cina dan pengawal pantai Filipina. Kedua negara mempersengketakan perairan dekat dengan wilayah yang dikenal dengan Scarborough Shoal atau Pulau Huangyan dalam bahasa Cina.
Cina bersengketa perbatasan laut dengan Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Taiwan. Kawasan perbatasan itu memiliki kekayaan gas dan minyak sehingga mereka perlu membangun pos militer di sana.
Menurut Cina, latihan perang Filipina dengan Amerika Serikat, Rabu, 9 Mei 2012, dapat memunculkan konfrontasi. Wakil Menteri Luar Negeri Cina Cui Tiankai mengatakan Cina komit dengan cara dialog dan diplomasi untuk menyelesaikan perselisihan ini. Menteri Luar Negeri Filipina, pekan lalu, mengatakan Amerika Serikat akan memberikan bantuan militer kepada Filipina.
REUTERS | CHOIRUL