TEMPO.CO , Beijing - Aktivis tuna netra Cina, Chen Guangcheng, khawatir kemenakannya dipukuli dan disiksa setelah ditahan oleh polisi. Meski ia yakin kesepakatan antara Cina dan Amerika Serikat dapat menjamin kebebasannya, dia tetap khawatir dengan kerentanan keluarganya. Penyebabnya, kata dia, ketiadaan hukum di negara bagian Shandong, tempat keluarganya tinggal.
Aktivis hak asasi manusia yang lari dari tahanan rumah dan berlindung di kedutaan Amerika itu sekarang sedang menjalani penyembuhan di sebuah rumah sakit di Beijing.
Kemenakannya, Chen Kegui, diselidiki berkaitan dengan bentrokan berdarah ketika petugas lokal berupaya memasuki rumah keluarganya di Linyi, Provinsi Shandong, setelah Chen melarikan diri.
Chen Kegui sebelumnya mengatakan dia menusuk salah seorang penyusup untuk mempertahankan diri. Pengacaranya, Liu Weiguo, yang terus diawasi oleh polisi, mengatakan dia tak bisa berbicara terbuka soal kasus itu, yang masih dalam penyelidikan.
Dia khawatir penahanan anggota keluarga Chen dapat menghambat keberangkatan Chen ke Amerika.
“Sulit sekali mengetahui apa yang akan dilakukan otoritas lokal karena mereka tampak bertindak tidak rasional,” kata Liu seperti dikutip The Guardian, Senin, 7 Mei 201.
Chen mengatakan dia tak mengetahui kondisi kemenakannya itu, tapi pengalamannya sendiri di Linyi mengajarkan untuk khawatir terhadap kondisi terburuk yang bisa menimpa kemenakannya.
“Kemenakan saya sudah tentu tidak akan bagus kondisinya di tangan mereka. Dia pasti akan disiksa di sana.... Tidak ada hukum di Provinsi Shandong,” kata dia.
Perlakuan terhadap keluarga Chen dan para pendukungnya beragam. He Peirong, aktivis yang melarikan Chen dari Shandong ke Beijing, telah dibebaskan dari tahanan tapi diminta tidak memberikan wawancara, dan kemungkinan diawasi secara ketat.
Chen mengatakan dia tak diizinkan bertemu dengan para pengacaranya. Dia mendapat laporan salah seorang pengacaranya, Jiang Tianyong, telah dipukuli. Aksesnya terhadap informasi terbatas karena para diplomat, wartawan, dan temannya tak bisa bebas masuk ke rumah sakit.
Kebebasan teman Chen lainnya, Zeng Jinyan, juga dibatasi sejak Rabu pekan lalu. Dia hanya diizinkan keluar rumah mengantar-jemput putrinya ke taman kanak-kanak.
THE GUARDIAN | SAPTO YUNUS