TEMPO.CO , SHABWA:- Sebuah serangan udara yang dilakukan lewat pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat pada Ahad malam lalu di Yaman berhasil membunuh Fahd al-Quso, seorang pejabat senior kelompok militan Al-Qaidah. Pria 37 tahun itu tewas setelah dihantam rudal dalam sebuah operasi yang diduga didalangi Badan Intelijen Amerika, CIA.
"Operasi ini kerja sama antara militer Yaman dan CIA," kata seorang sumber dari intelijen Amerika kepada media di Washington, Senin 7 Mei 2012.
Serangan itu terjadi saat Fahd melangkah keluar dari kendaraannya bersama dengan pejabat operasional Al-Qaidah lainnya di selatan Provinsi Shabwa, Yaman. Belum ada yang bisa menceritakan detail detik-detik kematiannya. Namun pihak Al-Qaidah, melalui sayap medianya, Anshar al-Sharia, memberi konfirmasi soal kematian Fahd lewat sebuah pesan pendek yang diterima otoritas keamanan Yaman.
Fahd adalah buron yang paling dicari oleh Biro Kepolisian Federal Amerika (FBI). Kepalanya dibanderol US$ 5 juta karena mendalangi pengeboman kapal perang Amerika, USS Cole, di Pelabuhan Aden, Yaman, yang menewaskan 17 pelaut Amerika, pada 2000.
Gedung Putih belum memberi tanggapan khusus soal kematian Fahd. Beberapa pengamat terorisme menilai Amerika tampaknya akan cuci tangan dalam kasus pengeboman ini. Sebab, serangan udara dari pesawat tanpa awak itu tidak pernah diumumkan secara terbuka kepada publik.
Setelah kematian Fahd, kelompok milisi Yaman pun melakukan serangan besar-besaran kemarin. Sedikitnya 32 tentara tewas dan 40 lainnya terluka ketika kelompok bersenjata menyerang posisi militer di Kota Zinjibar, ibu kota Provinsi Abyan. Juru bicara Ansar al-Sharia mengatakan pihaknya berhasil menangkap 28 tentara dan sebuah tank dalam serbuan tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton yakin gembong utama Al-Qaidah, Ayman al-Zawahiri, berada di Pakistan. "Zawahiri, yang mewarisi kepemimpinan dari Usamah bin Ladin, diduga berada di Pakistan," ujar Hillary dalam kunjungannya ke India kemarin.
Hillary menegaskan, pihaknya masih memiliki tujuan untuk menghentikan seluruh pergerakan Al-Qaidah. "Kami melakukan segala upaya untuk mewujudkan ini."
L REUTERS | BBC | CHANNEL NEWS ASIA | SANDY INDRA PRATAMA | SITA