TEMPO.CO , Washington - Saat Menteri Luar Negeri Hillary Clinton bersiap-siap berangkat Senin malam ke Cina, Presiden Barack Obama tutup mulut tentang keberadaan aktivis Cina Chen Guangcheng dan dampak potensialnya pada diskusi yang akan diadakan minggu ini di Beijing.
"Jelas, saya sadar laporan pers tentang situasi di Cina, tapi saya tidak akan membuat pernyataan tentang masalah ini," kata Obama menanggapi pertanyaan tentang apakah Chen berada di bawah perlindungan AS dan apakah AS akan memberinya suaka jika ia memintanya.
"Apa yang ingin saya tekankan adalah bahwa setiap kali kita bertemu dengan Cina, masalah hak asasi manusia muncul," katanya saat konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, di Gedung Putih.
"Ini adalah keyakinan kita bahwa hal itu tidak hanya merupakan yang semestinya dilakukan terkait prinsip dan keyakinan kita dalam kebebasan dan hak asasi manusia, tetapi juga karena kita benar-benar berpikir Cina akan menjadi kuat karena membuka dan meliberalisasi sistem mereka sendiri ," katanya.
Hal senada dilontarkan Kantor Hillary. "Kami tak bisa memberikan konfirmasi soal itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Victoria Nuland, dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah Chen adalah di Kedutaan Besar AS di Beijing, seperti disebutkan dalam banyak laporan.
Nuland menegaskan bahwa Asisten Menteri Luar Negeri Kurt Campbell di Beijing, membuka jalan bagi kedatangan Clinton, namun sama sekali tak menyinggung soal Chen.
Chen, seorang pengacara tunanetra yang juga aktivis pro-demokrasi di Cina melarikan diri dari tahanan. Ia disebut-sebut bersembunyi di Kedutaan AS di Beijing.
TRIP B | CNN