TEMPO.CO , Dili: Presiden Timor Leste terpilih, Taur Matan Ruak, 56 tahun, dan mantan presiden Xanana Gusmao menerima surat kaleng berisi tuduhan bahwa keduanya melakukan kecurangan dalam pemilihan presiden pada April lalu. Keduanya juga diancam akan dibunuh.
Surat kaleng itu diterima oleh Xanana dan Ruak sebanyak dua kali, yakni pada Kamis, 26 April, dan kemarin. Sedangkan surat kaleng itu bertanggal 18 April.
Baca Juga:
Xanana, kepada pers kemarin, meminta surat kaleng tersebut dipublikasikan agar rakyat mengetahuinya. Mantan Komandan Falintil ini meminta pembuat surat kaleng unjuk diri.
“Saya mau surat kaleng ini dipublikasikan ke publik supaya rakyat tahu bahwa kami (Xanana dan Ruak) membeli suara (saat pemilihan presiden) dan pelaku krisis 2006,” kata Xanana, mengutip isi surat kaleng itu.
Dengan munculnya surat kaleng ini, Xanana meminta semua orang menghargai dan tunduk pada hasil proses demokrasi.
Isi surat kaleng tersebut secara lebih terperinci menuding kemenangan Ruak dalam pemilihan presiden sebagai kemenangan ratusan tentara desersi yang kabur dari markas militer Timor Leste pada krisis 2006.
Ratusan tentara akan dipanggil kembali masuk markas karena tentara desersi dinilai sebagai kekuatan negara, bukan tentara yang sekarang dipimpin oleh Mayor Jenderal Lere Annan Timur.
Surat kaleng itu juga menyebut Xanana sebagai Qadhafi (mantan Presiden Libya Muammar Qadhafi), yang ingin berkuasa seumur hidup.
Mencermati isi surat kaleng tersebut, Xanana mencurigai para politikus berada di balik semua itu. Ia berharap polisi dapat menemukan pelakunya.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)