TEMPO.CO, Los Angeles - Apakah Presiden Barack Obama, pemimpin negeri demokratis, adalah seorang otoriter? Jawabannya bisa ya, dapat pula tidak.
Tetapi, kalau dikaitkan dengan pemecatan seorang marinir berpangkat sersan, pemerintahan Obama boleh disebut otoriter. Mengapa begitu? Pada Selasa, 24 April 2012 kemarin, keluar pengumuman dari korps marinir yang menyebutkan bahwa Sersan Marinir Gary Stein dipecat dengan tidak hormat gara-gara menulis di akun Facebook-nya bahwa ia tak akan mengikuti perintah Obama.
Menurut Mayor Michael Armistead, keputusan itu berdasarkan perintah jenderal dan rekomendasi dewan review. "Dia secara resmi telah diberi tahu soal keputusan itu. Sekarang dia akan melalui masa transisi meninggalkan marinir," kata Armistead. Proses transisi biasanya berlangsung hingga 20 hari ke depan.
Sersan berusia 26 tahun itu merupakan anggota marinir yang berpangkalan di California. Ia menjadi anggota marinir sejak sembilan tahun lalu dan pernah bertempur di medan perang Irak.
Armistead menambahkan, korps marinir telah mengajukan proses indisipliner terhadap Stein setelah mengunggah tulisan di Facebook tentang Obama, selaku panglima tertinggi militer Amerika Serikat. Dalam laman Facebook-nya, Stein menulis, "Saya meneriakkan pada Obama. Saya tak akan mengikuti perintah yang diberikannya padaku."
Stein langsung menghapus tulisan itu beberapa saat kemudian. Dia mengatakan tulisan itu merujuk pada perintah yang melanggar hukum. Stein didukung kuasa hukumnya. Menurut dia, berpendapat di status Facebook dilindungi amandemen pertama konstitusi sehingga ia meminta hakim federal membatalkan pemecatan terhadap dirinya.
Meski telah mengungkapkan alasannya, hakim distrik, Marilyn Huff, tak mau ikut campur karena itu masuk ranah militer. Menurut dia, militer mempunyai kekuasaan untuk mendisiplinkan anggotanya.
Huff menambahkan, Stein juga mengkritik Obama dalam posting di jejaring internal militer untuk informasi meteorologi dan oseanografi, "Sebagai marinir yang masih aktif bertugas, saya bersumpah akan membela konstitusi terhadap semua musuh asing dan domestik. Obama adalah musuh ekonomi, agama, dan dalam negeri."
REUTERS | RINA WIDIASTUTI