TEMPO.CO, Teheran - Iran mengklaim sukses menyalin data dari pesawat mata-mata Amerika yang jatuh di Iran tahun lalu. Pesawat itu ternyata juga digunakan untuk memata-matai rumah Usamah bin Ladin sebelum ia dibunuh oleh pasukan AS. Kini, kembaran pesawat pengintai itu dibangun di Iran.
Pesawat tak berawak itu diketahui telah digunakan di Afganistan selama bertahun-tahun dan digunakan untuk berjaga-jaga di atas kompleks bin Ladin di Pakistan. Para pejabat AS semula menutup-nutupi hilangnya pesawat tak berawak itu.
Baca Juga:
Amerika Serikat mengatakan pesawat itu tak berfungsi dan meremehkan setiap pendapat kalau Iran bisa menambang informasi sensitif di dalamnya. Mereka menyatakan ada mekanisme untuk membatasi "kecerdasan" pesawat itu di atas wilayah musuh.
Pesawat tanpa awak itu jatuh Desember lalu di Iran timur dan ditemukan dalam kondisi utuh. AS awalnya hanya mengatakan bahwa mereka telah kehilangan pesawat tak berawak yang beroperasi di dekat perbatasan Afghanistan-Iran.
Belakangan para pejabat AS mengaku pesawat tak berawak itu memantau fasilitas militer dan nuklir Iran. Washington telah meminta kembali pesawat itu, tetapi permintaan mereka ditolak Iran.
Baca Juga:
Kepala Divisi Kedirgantaraan Garda Revolusi, Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mengatakan pesawat pengintai itu adalah "aset nasional" bagi Iran. Ia menolak mengungkapkan rincian teknis sepenuhnya. Namun, Amir menegaskan hampir tidak ada bagian yang jadi rahasia dalam pesawat ini. "Kami memulihkan bagian dari data yang telah terhapus. Ada banyak kode dan karakter, tapi kita memecahkan mereka dengan karunia Allah," kata Hajizadeh.
Hajizadeh mengaku pesawat tak berawak itu terbang di atas permukiman bin Ladin dua minggu sebelum pemimpin Al-Qaidah itu tewas pada bulan Mei 2011 oleh US Navy SEAL.
Semua misi pesawat tak berawak itu, katanya, tercatat dalam memori pesawat. Menurut Hajizadeh, pesawat tersebut dibawa ke California pada 16 Oktober 2010 untuk "pekerjaan teknis" dan kemudian ke Kandahar, Afghanistan pada 18 November 2010. Dia mengatakan ada beberapa masalah dalam pesawat itu yang ahli AS tidak dapat memperbaiki. Kemudian pesawat tersebut dibawa ke Los Angeles pada bulan Desember 2010, tetapi jatuh di atas udara Iran.
"Jika kami tidak mencapai akses ke perangkat lunak dan perangkat keras dari pesawat ini, kita tidak akan mampu untuk mendapatkan rincian ini. Ahli kami sepenuhnya bisa menguasai teknologi dalam pesawat pengintai itu," katanya.
Departemen Pertahanan AS mengatakan pihaknya tidak membahas masalah-masalah intelijen dan tidak mau berkomentar mengenai klaim Iran.
TRIP B | AP