TEMPO.CO, Brussels– Dua foto serdadu Amerika Serikat yang berpose dengan bagian tubuh mayat pemberontak Taliban di harian Los Angeles Times, Rabu lalu, menuai kecaman banyak pihak. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta langsung meminta maaf atas pose menjijikkan itu.
"Mewakili pemerintah Amerika Serikat, saya meminta maaf. Tindakan para serdadu itu tidak dapat diterima. Apa yang mereka lakukan bukanlah nilai Amerika dan tidak mewakili keseluruhan pasukan Amerika di Afganistan," kata Panetta dalam konferensi pers di sela pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels.
Pentagon pun langsung menggelar penyelidikan atas insiden ini. "Setiap orang yang bertanggung jawab atas insiden keji ini akan diseret ke depan hukum berdasarkan sistem pengadilan militer Amerika," tutur juru bicara Pentagon, George Little, berjanji. Sebab, Konvensi Jenewa memastikan bagian tubuh korban dalam perang harus dihormati.
Kutukan pun datang dari kelompok Taliban. "Selama 11 tahun Amerika menginvasi Afganistan, mereka berulang kali menunjukkan tindakan tak berperikemanusiaan. Hal yang tidak dapat diterima siapa pun di dunia ini," kata pernyataan resmi Taliban kemarin.
Tapi Panetta juga menyalahkan harian Los Angeles Times yang melansir foto insiden yang terjadi dua tahun lalu itu. "Tindakan surat kabar itu dapat memicu aksi balasan oleh kelompok pemberontak lainnya dan menimbulkan kekerasan baru yang dapat mengancam keselamatan pasukan AS di Afganistan," ujarnya.
Namun editor Los Angeles Times, Davan Maharaj, menegaskan, keputusan untuk melansir dua dari 18 foto yang dikirim serta penulisan kisah tentara Divisi 82 Airborne dari Fort Bragg, North Carolina, melalui pertimbangan matang. "Tugas kami adalah memastikan para pembaca memperoleh informasi yang benar," Maharaj mengungkapkan. "Pengirim foto prihatin atas ketidakdisiplinan dan lemahnya kepemimpinan dalam pasukan Amerika," ia menegaskan.
Harian tersebut, Maharaj menambahkan, telah memverifikasi cerita itu kepada serdadu yang mengirim foto, pihak Pentagon, dan pemimpin-pemimpin unit militer di Afganistan. Bahkan harian itu, menurut Maharaj, telah menunda selama 72 jam agar Pentagon dapat mengamankan serdadu yang muncul dalam foto tersebut.
CNN | LOS ANGELES TIMES | REUTERS | SITA PLANASARI A