TEMPO.CO , Sydney:Sekitar 1.550 tentara Australia akan ditarik dari Afganistan pada pertengahan 2013. Mereka dipulangkan ke negaranya lebih awal dari jadwal sebelumnya, yakni 2014. “ Mayoritas pasukan kita akan kembali pulang ke rumah,” kata Perdana Menteri Australia Julia Gillard di Institut Kebijakan Strategi Australia, Canberra, Selasa 17 April 2012 kemarin.
Mayoritas pasukan Australia ditempatkan di Provinsi Oruzgan, Afganistan. Sedikitnya 32 tentara Australia telah tewas sejak pasukan ini bertugas di Afganistan pada 2001.
Rencana penarikan pasukan lebih awal didukung oleh parlemen. Apalagi Gillard memberi kepastian soal jadwal pemulangan, walaupun pertengahan 2013 dianggap terlalu lama.
Partai Hijau, dalam pernyataan persnya kemarin, mendukung penarikan pasukan Australia dari Afganistan. Menurut senator Partai Hijau, Scott Ludlam, sebagian besar warga Australia lega mendengar pasukan keamanan Australia meninggalkan Afganistan.
“Namun 2013 masih terlalu lama. Dan di sana tampaknya tidak ada akhir atas tingginya risiko kerja bagi unit Pasukan Khusus Australia dalam konflik kekerasan dan ambigu ini,” kata Ludlam.
Pemimpin oposisi, Tony Abbot, mengatakan, koalisi mendukung pemulangan pasukan tersebut.
Keraguan muncul dari kalangan militer.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertahanan Australia, Neil James, mengatakan, penarikan pasukan dari wilayah konflik tidak mudah. Warga Australia membutuhkan persiapan untuk penarikan itu.
Meski Gillard memastikan penarikan pasukan dari Afganistan, kerja sama keamanan kedua negara tetap berlanjut, di antaranya Polisi Federal Australia akan memberikan pelatihan kepada polisi Afganistan.
SYDNEY MORNING HERALD | ASIA ONE | GREENMPS.ORG.AU | MARIA RITA