TEMPO.CO, Cartagena-- Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara Amerika di Cartagena, Kolombia, berakhir pada Ahad 15 April 2012 dengan catatan percekcokan. Terutama soal perbedaan tajam pengundangan Kuba untuk KTT berikutnya yang direncanakan digelar di Panama pada 2015 dan isu kendali Kepulauan Falkland yang disengketakan.
Kuba ditendang dari Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) yang menggelar KTT Amerika sejak sekitar 50 tahun lalu. Mayoritas negara-negara Amerika Latin selama KTT menuntut Havana harus diundang untuk KTT berikutnya, yang mendapat keberatan dari Amerika Serikat dan Kanada.
Presiden Ekuador Rafael Correa meninggalkan arena KTT pada Ahad lalu sebagai protes terhadap berlanjutnya pengusiran Kuba. Dalam upaya mengangkat keberatan dari banyak negara Amerika Latin seperti negara-negara Karibia atas isu itu, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos sudah menempatkan isu tersebut ke agenda KTT.
Akan tetapi, proposal yang memungkinkan Kuba kembali ke OAS mendapat keberatan keras dari Amerika dan Kanada. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan bahwa Havana sejauh ini "belum bergerak ke arah demokrasi dan belum dipantau (memenuhi) dasar hak-hak asasi manusia".
Bagi Amerika, kehadiran Obama di KTT yang digelar di kota pelabuhan itu tampaknya diselimuti tuduhan skandal "jajan" para personel Secret Service dan anggota militer yang bekerja untuk keamanan KTT menjelang kedatangannya. Dalam sebuah konferensi pers dua hari lalu di Cartagena, Obama mengatakan bahwa, jika tuduhan itu terbukti benar, "Tentu saja saya marah."
RTT | THE WASHINGTON POST | DWI A