TEMPO.CO , Timbuktu - Seorang misionaris perempuan Swiss diculik di kediamannya oleh sejumlah pria bersenjata di Timbuktu, Mali utara, menyusul dikuasainya kota ini oleh pasukan separatis. Demikian keterangan sejumlah saksi mata dan kejabat setempat kepada media.
"Beatrice, seorang misionaris berkebangsaan Swiss, diculik pada Ahad, 15 April 2012, di Timbuktu oleh sejumlah pria bersenjata," kata pejabat lokal, Mohamed Ould Hassesn, kepada kantor berita AFP, Ahad, 15 April 2012.
Baca Juga:
Yehia Tandia, salah seorang warga, membenarkan penculikan yang menimpa seorang perempuan. Korban penculikan itu, tuturnya kepada Reuters, adalah seorang misionaris yang tinggal di dekat perbatasan Abaradjou.
Sejak terjadi pemberontakan di Mali, kelompok-kelompok bersenjata berlatar agama termasuk Tuareg menguasai hampir seluruh kota di Mali sejak 1 April 2012. Misionaris berusia 40 tahun ini sangat aktif berkomunikasi dengan warga lokal. Kendati kota tempat tinggalnya diambil alih oleh kelompok separatis, dia tetap tinggal di rumahnya.
"Dia sangat terkenal di kota ini. Dia akan menemui seorang warga setempat yang akan pindah ke agama (Kristen) ketika diculik," ujar seorang warga yang tak bersedia disebutkan namanya kepada Reuters.
Timbuktu merupakan kota yang dikenal selama berabad-abad sebagai kota kunci perdagangan di Sahara dan pusat belajar agama Islam. Kota ini juga populer sebagai destinasi wisata di Mali, tapi tingkat keamanan kota ini mulai terganggu sejak beberapa tahun terakhir ini, termasuk kasus penculikan terhadap warga asing oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi kepada Al-Qaidah.
ALJAZEERA| CHOIRUL