TEMPO.CO , Teluk Alaska - Perjalanan panjang nan kesepian Ryou-Un Maru--kerap dijuluki kapal hantu Jepang--berakhir. Penjaga pantai di Teluk Alaska memutuskan untuk melepaskan tembakan meriam pada kapal sepanjang 49,8 meter untuk menenggelamkannya. Kapal ini terombang ambing ombak hingga sampai ke perairan mereka sesaat setelah bencana tsunami melanda Jepang.
Tak selang lama setelah penembakan, kapal mulai tenggelam ke perairan lebih dari 6.000 meter di Teluk Alaska, sekitar 180 kilometer sebelah barat dari pantai tenggara Alaska. Penjaga pantai menembakkan amunisi berdaya ledak tinggi dan dalam hitungan detik Ryou-Un Maru segera terbakar, terisi air, dan perlahan tenggelam.
Pesawat Coast Guard C-130 dikirim untuk mengamati tenggelamnya kapal tersebut. Mereka juga memantau kemungkinan polusi yang ditimbulkan.
Penjaga pantai memperingatkan pelaut untuk menjauh dan otoritas penerbangan melakukan hal yang sama untuk pilot mereka. "Empat jam kemudian kapal sepenuhnya tenggelam," kata Chief Petty Officer, Kip Wadlow, di Juneau.
Pejabat menenggelamkan kapal setelah mempertimbangkan risiko kemungkinan kandas atau membahayakan kapal lain di jalur pelayaran sibuk antara Amerika Utara dan Asia. Kapal itu tidak memiliki lampu atau sistem komunikasi.
"Menenggelamkan lebih tak berisiko daripada kapal itu akan berlari ke pantai atau berjalan ke lalu lintas maritim yang sibuk," kata juru bicara penjaga pantai, Paul Webb.
National Oceanic and Atmospheric Administration dan Badan Perlindungan Lingkungan mempelajari masalah dan memutuskan lebih aman kapal ditenggelamkan dan membiarkan bahan bakar menguap di perairan terbuka.
TRIP B | AP