TEMPO.CO, Yangoon-- Pemimpin gerakan demokrasi Aung San Suu Kyi membeberkan sejumlah pelanggaran dan intimidasi yang dialami sejumlah kandidat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menjelang pemilihan sela parlemen Myanmar.
Suu Kyi, 66 tahun, menyebutkan ada upaya mencederai para kandidat partai yang didirikannya itu. Mereka dilempari batu, bahkan ada yang terpaksa dirawat di rumah sakit. Sejumlah kasus intimidasi dan perusakan poster Partai NLD juga terjadi di sejumlah tempat.
"Saya tidak berpikir kami menganggap hal ini (pemilu) sungguh-sungguh bebas dan adil jika kita mempertimbangkan apa yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Kami telah menghadapi banyak pelanggaran," kata Suu Kyi kepada wartawan, Jumat 20 maret 2012.
Sebelumnya, sejumlah pendukung NLD mengadu bahwa penduduk di suatu desa dipaksa oleh Union Solidarity and Development Party untuk menghadiri pertemuan yang digelar oleh partai berkuasa itu.
Bahkan konstituen NLD di kawasan Kawhmu, Yangoon, mengadukan ratusan nama orang yang telah meninggal masuk daftar pemilih, sedangkan lebih dari 1.300 pemilih tidak tercantum dalam daftar pemilih. Kawhmu adalah tempat daerah pemilihan Suu Kyi.
Menanggapi kemungkinan terjadi sengketa hasil pemilihan, Suu Kyi memilih untuk melihat dan menunggu. "Kami akan menyaksikan bagaimana proses pemungutan suara berlangsung, apakah keinginan rakyat terwakili. Kami akan mencermati apakah penyimpangan ini berdampak terhadap hasil," peraih Nobel Perdamaian ini.
Penasihat Presiden Myanmar, Nay Zin Latt, kepada The Associated Press, mengatakan, dalam proses pemilihan parlemen, dapat saja terjadi halangan dan kekurangan. Namun para pemimpin telah mengumumkan kebijakan mereka bahwa pemilihan akan dijalankan secara bebas, adil, dan imparsial.
IRRAWADDY I AP I REUTERS I MARIA RITA