TEMPO.CO , Baghdad -Pertempuran antara pasukan keamanan Suriah dan pemberontak menewaskan sedikitnya 13 orang, Kamis 29 Maret, ketika para pemimpin Arab berkumpul di Baghdad, Irak.
Mereka yang bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab pekan ini mendesak Damaskus untuk mempercepat implementasi rencana perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang oleh Presiden Bashar al-Assad telah dijanjikan akan dipatuhi.
Para pemimpin Arab, yang di antaranya menyerukan Assad mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, masih terpecah soal bagaimana mengatasi berlanjutnya kekerasan berdarah.
Menjelang KTT, Suriah pada Rabu, 28 Maret, bersuara keras akan menolak apa pun inisiatif dari Liga Arab yang telah membekukan keanggotaan Suriah mulai November lalu. Damaskus hanya akan bersepakat dengan negara-negara Arab secara individual.
Di Istanbul, Turki, para perwakilan oposisi Suriah bertemu untuk memantapkan sengketa internal yang makin menganga sebelum datangnya para menteri luar negeri negara-negara Barat ke konferensi "Friends of Syria" pada Ahad mendatang. Pertemuan kesekian itu untuk memetakan ke mana dari pemberontakan yang telah berlangsung setahun lebih.
Sementara itu kelompok oposisi Syrian Observatoru for Human Rights, yang memonitor kekerasan, melaporkan delapan anggota pasukan keamanan terluka dalam bentrok dengan para tentara pembelot di Dael, selatan Provinsi Deraa.
Di provinsi utara Hama, sebuah konvoi militer pemerintah diberondong dan dua tentara tewas. Di Provinsi Idlib, tiga orang tewas ketika militer melancarkan serbuan di sebuah pedesaan di timur Kota Maarat al-Nuaman. Beberapa dentuman bom juga terdengar di kota lain.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, menyebutkan dua kolonel tewas tertembak di kota sebelah utara, Aleppo, Kamis 29 Maret. "Empat teroris menembak Abdul Karim al-Rai dan Fuad Shaaban ketika mereka tengah dalam perjalanan untuk bertugas," demikian SANA.
REUTERS | DWI A.