TEMPO.CO , TRIPOLI - Lebih dari 10 orang tewas dalam bentrokan Senin 26 Maret 2012 antara orang-orang suku Toubou dan penduduk kota Sabha, Libya selatan, kata sejumlah pejabat setempat.
"Lebih dari 10 orang tewas hari ini dalam bentrokan keras antara suku Toubou dan penduduk" Sabha, kata Abdelrahman Seif al-Nasr, kepala keamanan wilayah Fezzan, Libya selatan, kepada AFP.
Menurut Ali al-Dib, seorang mantan pemberontak, bentrokan meletus di pusat kota dan menewaskan antara 15 dan 20 orang di pihak eks-pasukan pemberontak.
"Kami menguasai lagi kantor-kantor dewan militer yang direbut orang Toubou. Pertempuran masih terus berlangsung dan memburuk," katanya melalui telefon dari Sabha, dengan latar belakang suara tembakan yang terdengar jelas.
Mohammed al-Harizi, juru bicara Dewan Transisi Nasional (NTC) yang berkuasa, belum bisa memberikan penjelasan terinci mengenai hal itu ketika dihubungi oleh AFP melalui telefon.
Namun, anggota NTC Mukhtar al-Jadal mengkonfirmasi telah terjadi pertempuran di Sabha, sebuah kota oasis di Libya selatan, dan mengatakan, pemimpin NTC Mustafa Abdel Jalil bertemu dengan wakil-wakil dari wilayah selatan dalam upaya mencari penyelesaian.
Suku Toubou juga terlibat dalam bentrokan mematikan dengan suku lain di daerah oasis Sahara Kufra, dimana dua kelompok etnik terlibat dalam ketegangan terkait dengan masalah penyelundupan.
Kekerasan itu terjadi setelah pada akhir pekan mantan Perdana Menteri Mahmud Jibril mengungkapkan kekhawatiran karena Barat meninggalkan Libya setelah runtuhnya rejim Muamar Qadhafi. "Adalah kesalahan fatal meninggalkan Libya," kata Jibril, yang mengundurkan diri pada Oktober setelah menjadi PM sementara NTC, yang kini berkuasa di Libya.
WDA | ANT