TEMPO.CO , Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Letnan Jenderal Marciano Norman menuturkan isi closed circuit television (CCTV) tentang pengeboman di depan Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris. Menurut Marciano, rekaman itu menayangkan bagaimana bom itu ditaruh awalnya di tempat sampah depan KBRI.
Orang itu, kata Marciano, lalu meninggalkan area tersebut. Namun, sepuluh menit kemudian, ada orang bersepeda motor datang dan memindahkan rangkaian bom itu ke arah jalan. "Kami melihat rekaman CCTV. Jadi satu tersangka meletakkan (bom), terus ditinggal dia. Sepuluh menit kemudian ada orang yang datang naik sepeda motor. Dia memindahkannya," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis 22 Maret 2012.
Marciano yang hari ini mengantar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melawat ke Cina dan Korea menyebut kasus bom Paris masih diselidiki. "Intelijen dan polisi Prancis masih mengembangkan. Kami harap bisa dapat informasi yang lebih terperinci," ujar dia.
Karena itu, meski belum ada informasi terperinci, Marciano yakin bom itu tidak ditujukan ke kedutaan. "Karena kalau memang ditujukan ke KBRI harusnya tidak dipindahkan dari posisi pertama," katanya. Sebab posisi peletakan bom pertama justru memberikan efek ledakan yang lebih besar ke KBRI.
Namun karena dipindahkan 15 meter dari posisi pertama, ledakan justru meluas hingga apartemen di seberang kedutaan. Untungnya hanya mengakibatkan kaca-kaca pecah, tanpa korban jiwa.
Marciano menuturkan pelaku adalah teroris. "Itu teroris di Prancis sana," katanya. Tapi tujuannya apa, hingga kini belum jelas. Polisi Prancis terus menjaga keamanan di sekitar kedutaan. Kedutaan pun sudah kembali beraktivitas.
DIANING SARI
Berita terkait:
Pemerintah Pertimbangkan Pengamanan KBRI Paris
Pelaku Bom KBRI Prancis Terkait Umar Patek?
Insiden Bom KBRI Paris Terkait Insiden 2004
Bom Disebut Sempat Ada dalam KBRI Paris