TEMPO.CO , DILI: -- Presiden Partai Demokrat (PD), Fernando Lasama de Araujo dan Jose Ramos-Horta (Independen), bertekad bulat menghadapi Partai National Congress for Timorese Reconstruction (CNRT) yang dipimpin Perdana Menteri Xanana Gusmao dan partai lain di pemilihan parlemen pada Juli mendatang.
Kedua kandidat presiden periode 2012-2017 ini beraliansi untuk bertarung di pemilihan parlemen. Mereka siap mendirikan pemerintahan bersatu jika menang di pemilihan parlemen nanti.
Baca Juga:
Pada pemilu presiden Sabtu pekan lalu, kandidat Jose Ramos-Horta (Independen), yang merupakan incumbent, meraup 18,17 suara, sedangkan kandidat Fernando Lasama de Araujo hanya merebut 17,33 suara.
Kedua kandidat itu tidak lolos ke pemilu presiden putaran kedua yang digelar pada April nanti. Yang maju ke putaran kedua adalah Fransisco "Lu Olo" Guterres, yang menggaet sekitar 28,45 persen suara dan Jose Maria de Vasconcelos (Taur Matan Ruak) dengan perolehan 25,16 persen.
Kedua kandidat ini menggelar kemarin jumpa pers di Hotel Timor, Dili. Fernando Lasama de Araujo mengatakan partainya memutuskan siap beraliansi dengan Horta untuk menjamin stabilitas negara.
Kedua pemimpin itu belum memutuskan untuk mendukung kandidat dalam putaran kedua. Mereka masih menunggu putusan Pengadilan Tinggi soal hasil pemilihan presiden putaran pertama.
Horta menambahkan, koalisi ini dilakukan bukan berafiliasi ke Partai Demokrat untuk menjadi politikus. Ia tetap seorang independen, dan siap membantu PD di masa depan.
“Saya seorang pendiri Fretilin, dan saya sudah keluar dari Fretilin selama puluhan tahun. Saat ini saya seorang independen, tidak akan berafiliasi lagi ke partai, sehingga saya mendukung PD karena saya lihat PD mayoritas adalah kaum muda,” ucap Horta.
Dia juga tidak berambisi untuk memerintah atau menjadi anggota parlamen, tetapi ia percaya waktunya generasi penerus membangun negeri. Menurut Horta, karena pendukung PD adalah mayoritas kaum muda, dia siap menyerahkan suaranya ke kaum muda untuk meneruskan pembangunan.
Ia akan terus membantu negara kecil ini, dan tidak akan keluar dari Timor Leste. Peraih hadiah Nobel Perdamaian itu menyerukan rakyat memilih kandidat yang bisa menjamin keamanan nasional.
Horta menyoroti kampanye pemilihan presiden lalu diwarnai ancaman dari kandidat yang tidak bertanggung jawab. Ancaman itu bisa merusak citra bangsa dan ia tidak akan setuju kandidat yang pernyataannya mengancam rakyat.
“Ancaman ini dalam kampanye, sangat menjatuhkan citra bangsa ini. Saya tidak akan mendorong kandidat ini maju menjadi presiden, karena dia juga akan merusak independensi saya sebagai figur internasional,” kata Horta dengan nada sinis. Dukungannya akan diumumkan setelah putusan pengadilan. Adapun keputusannya belum diambil karena masih berkonsultasi dengan pihak gereja, pendukung, dan lainnya.
Hal itu senada dengan Lasama, yang menyebutkan bahwa Partai Demokrat tidak berambisi, melainkan bagaimana dukungan mereka bisa menjamin keamanan nasional. “Saya dengan Dr Jose Ramos-Horta bergabung untuk pemilihan parlamen,” katanya.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)