TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengaku sangat kaget dengan ledakan bom di depan Kedutaan Besar RI di Paris, Prancis. "Saya terperanjat, di Paris yang kota wisata itu terjadi peledakan dan berada di radius dekat KBRI," ujar Priyo di gedung DPR, Rabu 31 Maret 2012.
Menurut Priyo, Prancis terkenal sebagai negara demokratis dan aman. Peristiwa ini sangat mengejutkan dan tidak disangka. Dia berharap pemerintah Prancis di bawah kepemimpinan Sarkozy bisa menjamin pengusutan kasus peledakan bom ini hingga tuntas. "Sarkozy harus bisa meyakinkan bahwa pelaku bisa dilacak dan ditangkap," ujar dia.
Rabu 21 Maret 2012 pagi waktu setempat, bom diledakkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Prancis. Berdasarkan laporan Duta Besar RI di Paris Rezlan Ishar Jenie ledakan hanya menyebabkan kaca-kaca KBRI Paris pecah.
Rezlan menyatakan ledakan terjadi pada pukul 05.20 waktu setempat (atau pukul 11.20 WIB). Ledakan terjadi di salah satu perempatan jalan di dekat KBRI. Saat ini, Duta Besar Rezlan sudah berada di lokasi, tetapi tidak bisa mendekat.
Seperti dikutip AP, seorang karyawan melihat tiga orang meninggalkan bungkusan, tetapi ia sempat meninggalkan tempat sebelum bom meledak. Ledakan ini menyebabkan kerusakan dan dilaporkan tidak ada korban terluka.
Para saksi melihat tiga pria meletakkan bungkusan di dekat bangunan di ibu kota Prancis. Seseorang melihat paket tersebut dan memindahkannya 10 meter sebelum kabur dari lokasi.
Bom meledak beberapa menit kemudian sekitar pukul o5.45 pagi. "Sekitar sejam sebelum orang-orang berada di jalanan," kata seorang sumber. Akibatnya ada kerusakan ledakan jendela dalam radius 50 meter.
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terkait
Bom di Depan KBRI Paris, Semua WNI Selamat
Ledakan Pecahkan Kaca Jendela KBRI Paris
Kepala BIN: Bom Paris Bukan untuk KBRI
Pemerintah Telusuri Ledakan di KBRI Paris