TEMPO.CO , Paris - Sebuah pemburuan besar-besaran sedang berlangsung di Prancis untuk mencari tersangka dalam kasus penembakan mematikan di sebuah sekolah Yahudi. Satu guru yang juga rabi Yahudi dan tiga siswa tewas dalam kejadian itu.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Claude Gueant, mengatakan berdasar keterangan para saksi mata, penyerang itu memakai sebuah alat di lehernya. Alat itu diduga sebagai sebuah kamera yang bisa memposting video secara online. Dia mengatakan investigator telah memberikan petunjuk baru, meskipun ia mengakui masih jauh untuk bisa menangkap pelaku.
Gueant menjelaskan tersangka sebagai "seseorang yang sangat dingin, percaya diri, merencanakan dengan apik seluruh aksinya, dan sangat kejam."
Ditanya apakah pria bersenjata itu merekam adegan Senin pagi, Gueant menjawab, "Kita bisa bayangkan itu." Namun dia menambahkan bahwa pihak berwenang belum menemukan gambar pembunuhan itu muncul di Internet.
Para korban disekolah Ozar Hatorah seorang guru bernama Jonathan Sandler (30) dan dua anaknya, Arye (6) dan Gabriel (3), dan Miriam Monsonego (8) putri kepala sekolah.
Pria bersenjata itu mengejar Miriam ke halaman dan menjambak rambutnya, The New York Times melaporkan. Pistolnya sempat macet, namun kemudian dia menembak kepala bocah malang itu.
Presiden Nicolas Sarkozy mengatakan pembunuhan di sekolah itu tampaknya didorong oleh rasisme."Menyerang guru dan anak-anak Yahudi, tampaknya menjadi motivasi anti-Semit," katanya. Sarkozy akan bertemu dengan anggota komunitas Yahudi dan Muslim. Perancis memiliki populasi terbesar orang Yahudi dan Muslim di Eropa barat.
Polisi belum berhasil mengidentifikasi tersangka, namun mereka yakin pelaku adalah penembak jitu terlatih. Polisi sedang menyelidiki kemungkinan bahwa pria bersenjata itu adalah salah satu dari tiga tentara yang dipecat dari militer pada tahun 2008 untuk kegiatan neo-Nazi.
TRIP B | MSNBC