TEMPO.CO , Guatemala - Sebuah pengadilan Guatemala menghukum seorang mantan tentara atas perannya dalam pembantaian tahun 1982. Pedro Pimentel Rios dijatuhi hukuman lebih dari 6.000 tahun penjara.
Pedro Pimentel Rios adalah mantan tentara kelima yang dihukum karena kekejaman atas pembunuhan 250 orang di desa Dos Erres selama perang sipil di negara itu. Pimentel diekstradisi dari Amerika Serikat ke Guatemala pada Juli 2011.
Keluarga korban mengatakan keadilan memang terlambat, tapi akhirnya datang. "Dengan kasih Tuhan saya merasa cukup senang, karena benar-benar dapat melihat keadilan yang sedang berjalan... apa yang mereka lakukan adalah sebuah kekejaman," kata Ramiro Osorio, yang orang tuanya dan saudara kandung tewas dalam pembantaian itu.
Bukti yang disodorkan oleh pihak penuntut dan saksi-saksi membuktikan bahwa Pimentel terlibat dalam pembunuhan, Hakim Irma Valdez, menjelaskan. Dia dijatuhi hukuman 30 tahun masing-masing untuk 201 pembunuhan dan 30 lainnya atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mantan tentara itu mengatakan kepada anggota keluarga korban di pengadilan bahwa ia terkejut dengan apa yang terjadi. Ia membantah terlibat dalam pembantaian itu dan berpendapat bahwa otoritas Guatemala telah dipengaruhi oleh kepentingan asing dalam kasus ini. "Kini sekelompok pembohong yang lulus, dan sidang ini adalah ujian, dan mereka melewatinya. Semuanya yang dikatakan mereka dipercayai," katanya.
Hakim memutuskan bahwa Pimentel adalah bagian dari unit khusus yang dikenal sebagai Kaibiles, yang menyerbu desa, berpikir bahwa penduduk yang bersembunyi adalah gerilyawan sayap kiri.
Tahun lalu, empat mantan tentara lainnya - Carlos Antonio Carias Lopez, Reyes Collin Guali, Daniel Martinez Mendez, dan Pop Manuel Sun - juga diganjar hukuman lebih dari 6.000 tahun penjara atas pembantaian yang sama.
Lebih dari 200 ribu orang tewas atau "menghilang" antara tahun 1966 dan 1996 di Guatemala.PBB telah ini mendokumentasikan sedikitnya 669 pembantaian di Guatemala selama 36 tahun perang saudara.
TRIP B | CNN