TEMPO.CO, Teheran - Iran tetap akan melindungi pemerintahan Suriah di bawah kendali Presiden Bashar al-Assad. Solusi politik tidak dengan menjatuhkan rezim, namun melalui reformasi yang dilakukan Assad. "Iran tetap akan mendukung total untuk pemerintah Suriah dan rakyatnya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian yang dikutip dari kantor berita Irna, Senin, 12 Maret 2012.
Iran menuding masuknya Amerika Serikat dan negara-negara Liga Arab justru memperkeruh suasana. Gejolak protes yang muncul menjadi perlawanan senjata yang menimbulkan korban ribuan orang. Amerika Serikat mendukung masuknya persenjataan ilegal ke Suriah. "Negara Barat dan Arab telah mendukung ketidakamanan dan ketidakstabilan di Suriah yang bergulir menjadi krisis," ujarnya.
Baca Juga:
Posisi rezim Assad semakin melemah setelah Rusia menyatakan tidak mendukungnya. Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang menghadiri pertemuan Liga Arab, menekankan bahwa Rusia siap untuk bekerja sama dengan semua orang yang menyerukan reformasi dan konstruksi, dan bukan untuk kehancuran. "Kami tidak melindungi sebuah rezim. Kami melindungi hukum internasional," katanya.
Namun Rusia tetap menentang intervensi urusan dalam negeri negara lain dan mengingatkan negara Barat campur tangan. Lavrov juga menekankan pentingnya menyetujui metode tertentu untuk memecahkan krisis di Suriah tanpa pendanaan dan mempersenjatai oposisi. "Yang penting di Syria sekarang adalah untuk mengakhiri kekerasan," katanya.
Menteri Luar Negeri Qatar Hamad bin Jassem Al-Thani mengatakan telah tiba saatnya mengirim tentara Arab dan internasional untuk Suriah. Al-Thani menuturkan tidak mungkin lagi untuk diam. "Kita bergantung pada Rusia dalam hal itu, karena kami menganggapnya sebagai teman dunia Arab dan anggota Dewan Keamanan PBB, sehingga memiliki peran penting dalam perdamaian proses," katanya.
Baca Juga:
Kini Suriah hanya didukung Iran, Cina, dan Hizbullah. Rusia dan Cina telah dua kali mengeluarkan veto untuk menghambat resolusi PBB. Hamas yang dulunya mendukung juga telah angkat kaki dari Suriah.
Presiden Suriah Bashar Al-Assad juga mengadakan pembicaraan dengan utusan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan ke Suriah. Namun kunjungan Annan tidak menghasilkan sesuatu yang konkret.
FRANCE24 | AL MANAR | REUTERS | EKO ARI