TEMPO.CO , Islamabad - Pakistan menuntut tiga janda Usamah bin Ladin ke meja hijau karena ketiga istri tersebut masuk dan tinggal di Pakistan secara ilegal. Bila terbukti, mereka akan dihukum selama 10 tahun penjara. Demikian keterangan Kementerian Dalam Negeri kepada media, Kamis, 8 Maret 2012.
Usamah bin Ladin, pemimpin al-Qaidah, tewas diberondong mesin pembunuh pasukan komando Amerika Serikat di dekat garnisun militer Pakistan di Kota Abbottabad, 2 Mei 2011.
Ketiga istri dan sejumlah anak yang dirahasiakan identitasnya bersama 16 orang lainnya usai penyerbuan tersebut kini sudah ditahan oleh otoritas Pakistan. "Mereka (para istri) akan dihadapkan ke pengadilan. Setelah itu, ditempatkan di ruang penahanan pengadilan sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Menteri Dalam Negeri, Rehman Malik.
"Tuntutannya ditujukan kepada orang dewasa dan bukan anak-anak. Mereka boleh menyewa pengacara dan bebas pergi ke pengadilan sesuai keinginannya," katanya.
Menurut Menteri Luar Negeri Pakistan, dua istri Usamah bin Ladin berkebangsaan Arab Saudi, sedangkan satu lagi warga negara Yaman. Malik tidak menyebut secara khusus pengadilan yang menangani kasus ini dan tak mau menjelaskan keberadaan ketiga janda tersebut.
Chaudhry Zulfiqar Ali, pengacara yang bekerja sama dengan Biro Penyelidik Federal, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa hukuman maksimum yang dijatuhkan kepada ketiga perempuan tersebut adalah 10 tahun penjara dan denda 10 ribu rupee (sekitar Rp 1 juta).
Dia mengatakan, anak-anak bin Ladin akan diempatkan di sebuah rumah memiliki lima kamar tidur dilengkapi berbagai fasilitas jika mereka mau. Namun, mereka bebas pula kembali ke negaranya masing-masing bila mendapatkan persetujuan ibunya.
Semula Pakistan akan mengirimkan ketiga perempuan tersebut ke negara masing-masing setelah sebuah komisi pemerintah melakukan penyeldikan pada 2 Mei 2011. Komisi juga telah mewawancarai anggota keluarga mengenai bagaimana pemimpin al-Qaidah bisa tinggal di Pakistan tanpa terdeteksi.
Janda termuda, Amal Ahmed Abdulfattah, mengatakan kepada para penyelidik Pakistan pada Mei tahun lalu bahwa bin Ladin dan keluaraganya telah tinggal di Abbottabad selama lima tahun sebelum beliau tewas.
AL JAZEERA | CHOIRUL