TEMPO.CO , Washington - Presiden Israel, Simon Peres, dan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, saling serang di media sebelum kunjungan mereka ke Amerika Serikat. Kontras dengan itu, di AS keduanya justru obral tawa.
Ehud Barak, yang berada di Washington untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta, mengundang senyum saat tiba di kantor koleganya itu. Limousin yang ditumpanginya tiba berbarengan dengan turunnya hujan lebat. Sementara Panetta menunggu di lobi dengan tepias air hujan, Barak tak kunjung keluar dari mobil. Usut punya usut, ternyata ia tak tahu bagaimana cara membuka pintu limousin itu.
Panetta mulai mesem-mesem ketika petugas keamanan berusaha keras membuka pintu mobil Barak. Ia tak bisa menahan diri untuk tertawa. Secara bercanda ia bilang, AS menjaga Barak di mobilnya dengan sangat sempurna. Barak akhirnya muncul, tersenyum, dan disambut Panetta dengan pelukan. Keduanya kemudian bergegas ke dalam gedung.
Barak dan Panetta kemudian mulai berbicara tentang hal-hal yang lebih serius, seperti Iran, Suriah, hubungan pertahanan AS-Israel dan peta perubahan di Timur Tengah, demikian juru bicara Pentagon mengatakan.
Sementara Peres, secara tak terduga menemukan temannya, host sebuah stasiun televisi. Di akhir acara, keduanya tertawa lebar dan berpelukan.
Mulanya, dia diundang dalam bincang-bincang yang dipandu Barbara Walters dalam acara The View. Peres ditanya tentang sikap Israel atas Iran dan ia menjawab, "Semua pilihan berada di meja... Dunia berada dalam bahaya jika Iran memiliki bom nuklir," ujarnya. "Saya memahami Anda [mengapa tak begitu khawatir] karena dunia Anda ada di Facebook, bukan?"
Peres terkekeh, begitu juga Walters. Ia kemudian bertanya menghadap kamera dan meminta penonton, "Bolehkah saya meminta Anda menjadi teman saya di Facebook?"
Dia kemudian menambahkan, "Saya ingin memberitahu Anda, hari ini, melalui Internet, kita bisa membuat perdamaian di antara manusia, bukan hanya di kalangan pemerintah. Anda dapat berbicara satu sama lain secara bebas ... respon yang luar biasa. Dan kami akan senang jika Anda akan menjawab undangan saya untuk menjadi sahabat perdamaian dan sahabat saya."
Wawancara antara Walters dan Peres, dan ternyata keduanya adalah teman, berakhir dengan pelukan dan ciuman perpisahan. Tentu saja sambil terus tertawa-tawa.
TRIP B | HAARETZ